Koppel Sebagai Koperasi Panutan yang Ideal Koppel Sebagai Koperasi Panutan yang Ideal

Koppel Bulog Divre Jatim sudah berdiri sejak tahun 1982. Pada tahun 2018 ini berarti sudah berusia 36 tahun. Hal ini tentunya bukan waktu yang singkat bagi sebuah koperasi untuk tetap bertahan menghadapi berbagai masalah yang ada. Koppel telah diakui di dunia perkoperasian Indonesia hal itu di buktikan dengan mendapatkan pengakuan badan hukum No.5076/BH/II/82 pada tanggal 11 Februari 1982 dan telah memiliki SIUP No.0199/13-1/PM/II/1982 pada tanggal 24 Februari 1982. Kantor Koppel beralamatkan di jalan Ketintang Baru III No. 48 Kecamatan Gayungan Kota Surabaya.
Koppel didirikan pada tahun 1982 dikarenakan pada masa itu baik pegawai maupun pensiunan yang bekerja di Bulog belum mendapatkan kesejahreaan ekonomi dan kesejahteraan hidup yang layak. Sehingga mulai dirintislah Koperasi Pegawai dan Pensiunan Bulog Divre Jatim dengan usahanya yang bergerak di bidang jual beli yaitu toko bahan pangan murah untuk pegawai dan pensiunan Bulog. Pada nantinya melalui pendirian koperasi beserta usahanya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan hidup bagi anggotanya.
Pada saat ini koperasi masih tetap berdiri dan eksis menjadi salah satu dari 5 koperasi terbaik yang ada di Kota Surabaya karena dari segi pengeloaan koperasi yang baik dan profesional dan didukung oleh 10 usaha yang dikelola. Sepuluh usaha yang dikelola oleh koppel antara lain 2 unit toko bahan pangan murah, simpan pinjam, rental mobil, 2 unit alfamart, sewa ruko dan gedung, apartemen, dan usaha yang baru di resmikan pada tanggal 14 November 2018 adalah PT. Raja (Sejahtera Abadi Jatim) dan wisma yang berada di daerah Buduran Kota Sidoarjo.
Melalui pengelolaan, penerapan ilmu perkoperasian, ilmu ekonomi yang benar dan baik serta selalu berpegang teguh pada ajaran syariah maka dalam 5 tahun terakhir profit yang dihasilkan selalu melebihi target yang telah ditentukan. Pada triwulan ketiga 2018 koppel telah mencatat profit yang didapatkan dari 10 usaha yang dikelola mencapai lebih dari 2 miliar rupiah. (Hanif, Nanda, Destin, Sofi)