Menyelami Esensi Tujuan Pembelajaran: Panduan Lengkap dari Ranah Kognitif, Afektif, hingga Psikomotor

Tahukah kamu bahwa belajar juga memiliki
tujuan yang harus ditetapkan sebelum memulainya? Jadi, sebelum memulai proses
belajar, penting untuk kita menentukan apa yang ingin dicapai pada akhirnya
melalui proses pembelajaran tersebut. Di sini, kita akan menjelajahi betapa
vitalnya menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur dalam setiap
program pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran menjadi instrumen
penting dalam menilai efektivitas program pendidikan dan pembelajaran. Tujuan
tersebut menjamin keseragaman dalam memahami dan penguasaan topik yang akan
diajarkan kepada siswa. Jika kita melakukan suatu aktivitas tanpa tahu apa
tujuan yang kita inginkan, akhirnya aktivitas yang dilakukan tersebut tidak ada
artinya. Maka dari itu, dengan tujuan yang terdefinisi dengan baik, setiap
langkah pembelajaran memiliki arah yang jelas dan memberikan landasan yang
kokoh. Hal tersebut sejalan dengan tiga ranah utama tujuan pembelajaran yang
akan memperhatikan keseluruhan aspek dari siswa.
Pemahaman Ranah Tujuan Pembelajaran
1.
Ranah
Kognitif
Ranah tersebut fokus pada
penguasaan konsep dan pengetahuan, sederhananya ranah kognitif ini mencakup keterampilan
berpikir siswa dan bagaimana cara mereka mengolah informasi. Disini penyesuaian
tujuan pembelajaran dibuat untuk memastikan setiap siswa dapat mencapai tingkat
pemahaman yang diinginkan, yang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka
dalam pengolahan informasi atau materi yang diberikan.
2.
Ranah
Afektif
Ranah tersebut berkaitan
dengan perubahan sikap dan perasaan. Dalam ranah ini, tujuan pembelajaran
dirancang untuk mendorong perkembangan emosional dan sosial siswa, dengan
memperhatikan kebutuhan dan minat individual mereka.
3.
Ranah
Psikomotor
Fokus pada keterampilan secara fisik.
Disini pembuatan tujuan pembelajaran memungkinkan siswa untuk belajar melalui
praktikum dan pengalaman langsung.
Dari tiga ranah diatas, seorang pendidik
dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang terukur dengan menggunakan kata kerja
operasional yang ditentukan dalam Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom merupakan suatu
kerangka kerja hierarkis yang memetakan keterampilan dari tingkat yang paling
dasar hingga yang paling kompleks. Ini juga dibagi menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut masing-masing
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Ranah
Kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu:
a. mengingat,
disini peseta didik dapat mengingat informasi dasar seperti fakta atau angka.
b. memahami,
siswa mulai memahami makna di balik informasi yang mereka pelajari.
c. menerapkan,
pengetahuan yang didapat digunakan untuk memacahkan masalah baru atau situasi
yang lebih kompleks.
d. menganalisis,
disini siswa dapat memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kompleks
dan menganalisis hubungan sebab akibat.
e. mengevaluasi,
disini siswa bisa membuat penilaian terhadap informasi yang mereka pelajari dan
bisa membuat inovasi atau ide-ide yang inovatif.
f. membuat,
ini adalah tingkat tertinggi dimana siswa dapat menyusun ulang informasi yang
mereka miliki dan menciptakan sesuatu yang baru.
2. Ranah
Afektif dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu:
a. menerima,
keadaan dimana siswa bisa menerima infomasi yang sudah ia dapat dengan perasaan
senang.
b. merespon,
keadaan dimana siswa dapat memberikan tanggapan terhadap informasi yang telah
diberikan baik postif maupun negatif.
c. menilai,
keadaan dimana siswa dengan sadar bersedia memberikan penilaiannya terhadap
suatu infomarsi didasarkan dengan pertimbangannya.
d. mengatur/mengorganisasikan,
keadaan dimana siswa dapat menggabungkan konsep penilaian sehingga siswa mampu
menimbang akibat positif atau negatif dari sebuah informasi.
e. mencirikan,
keadaan dimana kepribadian atau pola hidup siswa sudah mencerminkan nilai nilai
yang mereka terima yang bisa diamati melalui proses pembelajaran berlangsung.
3. Ranah
Psikomotor dikategorikan menjadi 5, yaitu
a. meniru,
disini siswa masih sekedar meniru apa yang diajarkan oleh pengajar atau guru.
b. memanipulasi,
disini siswa sudah mulai bisa melakukan atau membuat sesuatu dengan caranya
sendiri dengan tetap berpatokan dengan apa yang dicontohkan oleh guru pengajar.
c. presisi,
sebagian siswa melakukan sesuatu dengan caranya sendiri dari hasil peniruan
tapi sudah dilakukan secara tepat.
d. artikulasi,
suatu keterampilan dimana siswa sudah mampu mengontrol berbagai gerakan ketika
melakukan sesuatu yang sulit dan rumit.
e. naturalisasi,
keterampilan siswa yang semua tindakan yang telah diajarkan sudah menjadi
sebuah kebiasaan.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang setiap ranah ini, kita dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang dapat memberikan dampak yang signifikan pada proses belajar siswa. Mari kita terus mendorong perkembangan siswa tidak hanya dalam hal pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dalam nilai-nilai dan sikap yang mendasari kehidupan mereka. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan bermakna bagi semua siswa.
Ditulis oleh Abelia Paramista (PE 2022 A)
Sumber :
Lafendry, F. (2023). TEORI
PENDIDIKAN TUNTAS MASTERY LEARNING BENYAMIN S. BLOOM. Tarbawi, 1-12.
PUSDIKLAT. (2021, November 1). PUSDIKLAT
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Retrieved from pusdiklat.perpusnas.go.id:
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/berita/read/160/taksonomi-bloom-model-dalam-merumuskan-tujuan-pembelajaran
Wahid, A. M. (2022, Februari 11). LP3M
UAP. Retrieved from lpm.amikompurwokerto.ac.id:
https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/domain-dan-taksonomi-tujuan-pembelajaran/