Menjembatani Ekonomi dan Pendidikan: Peran Seleksi Maba dan Pembentukan Modal Manusia

Seleksi mahasiswa baru merupakan fase strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat pendidikan tinggi. Proses ini tidak hanya berfungsi sebagai filter untuk mengidentifikasi calon mahasiswa yang memiliki potensi akademis tinggi, tetapi juga sebagai instrumen untuk memastikan lulusan yang dihasilkan memiliki kemampuan kepemimpinan, keterampilan interpersonal, dan adaptabilitas yang diperlukan dalam menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, seleksi mahasiswa baru harus dirancang dengan pendekatan yang holistik untuk mencetak individu yang tidak hanya unggul dalam hal akademik, tetapi juga mampu berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Teknologi dalam Proses Seleksi Mahasiswa Baru
Pemanfaatan teknologi informasi dalam seleksi mahasiswa baru, seperti penerapan Computer Based Test (CBT) dan Computer Assisted Test (CAT), telah terbukti meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses seleksi. Muhaimin et al. (2022) menunjukkan bahwa penggunaan CBT dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam pelaksanaan tes, sedangkan Kristianto (2023) menekankan pentingnya ujian online nasional dalam menjaga integritas seleksi melalui sistem komputer terpadu.
Selain itu, metode penilaian berbasis komputasi juga memainkan peran penting. Nugroho et al. (2024) mengintegrasikan metode Profile Matching dalam sistem pendukung keputusan untuk menilai aspek akademis dan non-akademis, seperti kepemimpinan dan kontribusi terhadap kerja tim. Hal ini menegaskan bahwa seleksi mahasiswa baru harus lebih dari sekedar menilai aspek akademik, melainkan juga mempertimbangkan karakter dan potensi calon mahasiswa.
Peran Seleksi Mahasiswa Baru dalam Pembangunan Ekonomi
Pendidikan berkualitas memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara melalui peningkatan kualitas modal manusia. Studi menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi pada berbagai jenjang pendidikan berkorelasi dengan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) (Utama & Soesanti, 2019). Pendidikan yang berkualitas menghasilkan tenaga kerja yang lebih produktif dan inovatif, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing nasional.
Investasi dalam pendidikan, terutama melalui peningkatan mutu infrastruktur pendidikan dan pengeluaran untuk sektor pendidikan, telah terbukti memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hafidh (2012) dan Nurlaili & Sugiharti (2023) menegaskan bahwa pengeluaran pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang pada akhirnya mendorong produktivitas dan inovasi.
Inovasi dalam Metode Seleksi untuk Meningkatkan Akses Pendidikan
Kebijakan seleksi mahasiswa baru tidak hanya berfokus pada kualitas, tetapi juga pada pemerataan akses pendidikan. Kebijakan afirmasi di perguruan tinggi, seperti yang diterapkan untuk mahasiswa dari Papua, menjadi contoh konkret upaya untuk mengatasi ketidakmerataan akses dan mengurangi kesenjangan sosial. Rivai (2017) mengungkapkan bahwa kebijakan ini memberikan kesempatan kepada kelompok minoritas dan daerah tertinggal untuk mengakses pendidikan tinggi, sekaligus mengentaskan ketimpangan dalam distribusi sumber daya pendidikan.
Namun, tantangan tetap ada. Seleksi yang berbasis prestasi murni seringkali mengabaikan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kesiapan akademik calon mahasiswa, seperti keterbatasan akses sumber daya pendukung atau kualitas pendidikan dasar yang bervariasi (Hajar et al., 2024). Oleh karena itu, implementasi kebijakan seleksi harus melibatkan mekanisme yang inklusif, seperti pengadaan siswa cadangan bagi kelompok yang termarjinalkan dan penyesuaian kriteria seleksi yang mempertimbangkan konteks regional.
Mengurangi Kesenjangan Sosial Melalui Kebijakan Seleksi yang Inklusif
Dinamika kebijakan seleksi mahasiswa baru juga dipengaruhi oleh kebijakan zonasi di tingkat pendidikan menengah. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun sistem zonasi dirancang untuk membuat kesempatan pendidikan lebih merata, implementasinya seringkali menemui kendala berupa kurangnya pemahaman masyarakat serta potensi manipulasi data (Hajar et al., 2024; Sutanto, 2024). Oleh karena itu, kebijakan seleksi perlu dilengkapi dengan mekanisme sosialisasi dan pengawasan yang efektif agar tidak memperburuk disparitas sosial.
Dalam upaya mencetak lulusan yang berkualitas dan mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi, seleksi mahasiswa baru berperan sangat penting. Melalui pemanfaatan teknologi seperti CBT dan CAT, serta penerapan metodologi evaluasi modern seperti Profile Matching dan SAW, proses seleksi dapat menjadi lebih adil, transparan, dan efisien. Selain itu, kebijakan yang inklusif, seperti kebijakan afirmasi dan zonasi, juga perlu diterapkan untuk memastikan bahwa akses pendidikan tetap merata dan mengurangi kesenjangan sosial. Dengan demikian, seleksi mahasiswa baru yang baik tidak hanya meningkatkan kualitas SDM, tetapi juga berperan penting dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Ditulis oleh Tim Web
Referensi :
Muhaimin, M., Saputro, H., & Mahendra, D. (2022). Perancangan aplikasi computer based test (cbt) seleksi penerimaan peserta didik baru di mts nu tbs banat. biner : j. ilm. inform. dan komput., 1(2), 122-125. https://doi.org/10.32699/biner.v1i2.3143
Kristianto, F. (2023). Implementasi ujian online untuk menyeleksi calon sumber daya manusia (sdm) furnitur dan interior guna mendukung ketersediaan sdm pembangunan ikn. Jurnal Restikom Riset Teknik Informatika Dan Komputer, 5(1), 1-13. https://doi.org/10.52005/restikom.v5i1.97
Kristianto, F. (2023). Implementasi ujian online untuk menyeleksi calon sumber daya manusia (sdm) furnitur dan interior guna mendukung ketersediaan sdm pembangunan ikn. Jurnal Restikom Riset Teknik Informatika Dan Komputer, 5(1), 1-13. https://doi.org/10.52005/restikom.v5i1.97
Utama, W. and Soesanti, N. (2019). Hubungan antara partisipasi pendidikan dan pertumbuhan ekonomi: studi kasus di indonesia. Jurnal Penelitian Pendidikan, 19(1), 136-148. https://doi.org/10.17509/jpp.v19i1.17139
Hafidh, A. A. (2012). Analisis hubungan pengeluaran pendidikan dan pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan pendekatan kausalitas granger. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 8(2). https://doi.org/10.21831/jep.v8i2.791
Nurlaili, A. and Sugiharti, L. (2023). Peran modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi & Akuntansi (Mea), 7(3), 416-428. https://doi.org/10.31955/mea.v7i3.3374
Rivai, A. (2017). Kebijakan afirmasi pendidikan tinggi untuk papua. Cosmogov, 1(2), 266. https://doi.org/10.24198/cosmogov.v1i2.11838
Hajar, Q., Nursidrati, N., Firmasyah, E., Baharudin, B., & Awaluddin, R. (2024). Pemerataan pendidikan melalui implementasi kebijakan sistem zonasi di sekolah sman 1 hu’u dan smk negeri 1 hu’u kabupaten dompu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Indonesia (Jppi), 4(1), 119-126. https://doi.org/10.53299/jppi.v4i1.443
Sutanto, S. (2024). Kebijakan zonasi sekolah di indonesia: kajian literatur mengenai penyimpangan dan implikasinya. JGSD, 1(3), 1-10. https://doi.org/10.70277/jgsd.v1i3.1
https://www.freepik.com/free-photo/portrait-smiling-asian-student_5576722.htm#fromView=search&page=1&position=12&uuid=a10d776b-8123-4310-9eb9-7fc8dceb040e&query=mahasiswa+Indonesia