Bagaimana Penurunan BI-Rate Mempengaruhi Tren Belanja Online

Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) memiliki dampak yang cukup besar terhadap berbagai sektor perekonomian, termasuk tren belanja online yang semakin dominan di era digital. Dalam kebijakan moneter, kenaikan BI-Rate cenderung berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi juga kenaikan transaksi e-money, sementara penurunan suku bunga ini sering kali diikuti oleh peningkatan konsumsi masyarakat, termasuk dalam transaksi digital .Dengan menurunkan BI-Rate, Bank Indonesia berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui suku bunga pinjaman yang lebih rendah, sehingga masyarakat lebih terdorong untuk berbelanja dan berinvestasi. Namun, kebijakan ini perlu dioptimalkan dengan tetap menjaga kestabilan inflasi agar dampak positifnya tidak berujung pada lonjakan harga yang tidak terkendali. Oleh karena itu, koordinasi antara kebijakan moneter dan fiskal menjadi hal yang penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Putri & Nurjanah, 2024). Artikel ini akan membahas bagaimana penurunan BI-Rate mempengaruhi tren belanja online di Indonesia, dengan meninjau dampaknya terhadap perilaku konsumsi digital masyarakat serta implikasi lebih luas terhadap ekonomi nasional.
Pada periode tahun terakhir, belanja online kini seakan akan menjadi aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dengan gaya hidup msayarakat pada era sekarang ini.(Agistia Nurbani Rajaba et al., 2024). Utamanya dengan adanya kemudahan akses, beragam pilihan produk, dan diskon menarik menjadi faktor pendorong utama. Disisi lain, kebijakan moneter, khususnya penentuan kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memainkan peran penting terhadap perekonomian nasional. Penurunan BI-Rate tidak hanya berdampak pada sektor perbankan dan investasi, tetapi juga mempengaruhi pola konsumsi atau daya beli masyarakat, terutama peningkatan aktivitas transaksi belanja online.
Analisis Menggunakan Pendekatan Teori Ekonomi Moneter
1. Meningkatnya Liquiditas dan Daya Beli Masyarakat
Pada saat suku bunga mengalami penurunan, hal ini akan semakin mendorong masyarakat untuk mengambil kredit karena mengingat kecilnya bunga yang akan di bayar pada saat tingkat suku bunga menurun, dimana biaya pinjaman menjadi lebih rendah, sehingga mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam mengajukan kredit konsumsi (Sabar & Kuslin, 2018). hal ini menyebabkan peningkatan liquiditas, sehingga berpotensi naiknya daya beli masyarakat, akibatnya pengeluaran termasuk untuk belanja online juga cenderung meningkat. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pemangkasan BI-Rate dapat meningkatkan daya beli masyarakat hingga 3 persen (Badan Riset dan Inovasi Nasional, 2024).
2. Penurunan Suku Bunga Kredit
Bank-bank biasanya akan menurunkan suku bunga pinjaman mereka ketika BI-Rate menurun, sehingga meningkatkan akses masyarakat untuk melakukan pinjaman. Hal ini dapat mendorong lebih banyak konsumen untuk memanfaatkan fasilitas kredit yang tersedia untuk membeli barang-barang mahal seperti elektronik dan peralatan rumah tangga secara online (Parulian & Utami, 2024).
3. Peningkatan Aktivitas Ekonomi Digital
Wirausahawan, termasuk pelaku usaha pada platform e-commerce, dapat berekspansi dengan lebih mudah ketika biaya pinjaman lebih rendah. Mereka dapat meningkatkan infrastruktur digital dan melakukan investasi teknologi jika mereka memiliki akses yang lebih mudah pada modal. Dengan hal ini pelanggan akan mendapat manfaat dari pengalaman belanja online yang lebih baik dan peningkatan efisiensi operasional (Kamila, 2025).
Dampak terhadap Ekonomi dan Masyarakat
Penurunan BI-Rate dan dampaknya pada belanja online memiliki beberapa implikasi penting
1. Pertumbuhan E-commerce
Dengan daya beli masyarakat yang meningkat dan kredit yang lebih mudah diakses, bisnis e-commerce berpeluang berkembang pesat. Hal ini dapat membantu meningkatkan perekonomian nasional karena sektor ini semakin berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) (Indonesia, 2024).
2. Perubahan Kebiasaan Belanja
Masyarakat cenderung lebih sering berbelanja online karena lebih praktis dan banyak promo menarik. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, meningkatnya kemudahan ini bisa membuat sebagian orang menjadi lebih konsumtif. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengatur keuangan (Persaulian, 2013)
3. Dukungan bagi UMKM
Selain itu, suku bunga yang lebih rendah membantu UMKM lebih mudah mendapatkan pinjaman /pembiayaan. Dengan adanya platform e-commerce memungkinkan pelaku usaha kecil untuk menjangkau lebih luas konsumen dan meningkatkan penjualan (Hasanah & Priantina, 2017).
Penurunan BI-Rate berdampak besar pada perekonomian Indonesia, termasuk dalam mendorong belanja online. Dengan suku bunga pinjaman yang lebih rendah, masyarakat memiliki daya beli yang lebih tinggi, sehingga transaksi belanja online pun meningkat. Namun, penting bagi semua orang untuk tetap bijak dalam mengelola keuangan. Tanpa perencanaan yang baik, peningkatan belanja ini bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu, literasi keuangan perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan cara yang sehat dan berkelanjutan. Memahami hubungan antara kebijakan moneter dan pola konsumsi, khususnya dalam belanja online, dapat membantu pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menyusun strategi yang tepat. Dengan begitu, manfaat dari penurunan BI-Rate bisa dimaksimalkan tanpa menimbulkan risiko ekonomi di masa depan.
Ditulis oleh Auni Nur Asfahani
Referensi :
Agistia Nurbani Rajaba, Ahnaf Daris Fadhilah, Anatasya Jelita Putri Dirgantara, Fitriyani Dwi Azzahra, Hopid Jidan, Najwa Ananda Mariana, & Rama Wijaya Abdul Rozak. (2024). Kemudahan Penggunaan Fitur Aplikasi E-Commerce terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Jurnal Riset Ekonomi Dan Akuntansi, 2(2), 86–98. https://doi.org/10.54066/jrea-itb.v2i2.1814
Hasanah, N., & Priantina, Y. (2017). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Rasio Kecukupan Modal terhadap Penyaluran Kredit UMKM oleh Bank Umum di Indonesia Tahun 2007-2013. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan (INFAK), 3(2), 106–113. http://jurnal.poliupg.ac.id/index.php/infak
Indonesia, E. D. I. (2024). E-commerce. 7, 11378–11384.
Kamila, E. R. (2025). Transformasi Digital dan Pertumbuhan E-Commerce : Dampak , Peluang , dan Tantangan di Era Modern. 3(2), 141–145.
Parulian, T., & Utami, F. (2024). Pengaruh Inflasi , Tingkat Suku Bunga, dan E-Money Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. Jesya, 7(1), 1105–1116. https://doi.org/10.36778/jesya.v7i1.1535
Persaulian, B. H. A. A. A. (2013). Jurnal Kajian Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No. 02 ANALISIS KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA Oleh : Baginda Persaulian ∗ , Hasdi Aimon ∗∗ , Ali Anis ∗∗∗. Kajian Ekonomi, I(02), 1–23. https://media.neliti.com/media/publications/7109-ID-analisis-konsumsi-masyarakat-di-indonesia.pdf
Putri, N. S., & Nurjanah, R. (2024). Pengaruh penggunaan e-money , BI- rate dan jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 12(1), 86–96.
Sabar, W., & Kuslin. (2018). Interest Rates, Exchange Rates, Inflation Rate, and Comsumption Credit. AL- Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Dan Perbankan Syariah, 2(2), 77–91.
Badan Riset dan Inovasi Nasional. (2024, Februari 10). BRIN menilai pemangkasan BI-Rate pacu daya beli masyarakat 3 persen. Antara News. https://www.antaranews.com/berita/4587626/brin-menilai-pemangkasan-bi-rate-pacu-daya-beli-masyarakat-3-persen
https://www.freepik.com/free-photo/side-view-smiley-woman-doing-some-online-purchasing_7022947.htm#fromView=search&page=1&position=12&uuid=6c0c1be8-9d0d-4d0f-a958-2f4e1ee82eb2&query=Penurunan+BI-Rate+Mempengaruhi+Tren+Belanja+Online