Inflasi vs Deflasi: Bagaimana Kebijakan Subsidi Listrik Mempengaruhi Ekonomi Indonesia?

Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan subsidi listrik di Indonesia telah menjadi perdebatan, terutama dalam kaitannya dengan inflasi dan deflasi. Subsidi listrik bertujuan untuk menekan biaya hidup masyarakat dan menjaga daya beli (Kementerian Keuangan, 2024). Namun, apakah kebijakan ini benar-benar efektif dalam mengendalikan inflasi atau justru memiliki dampak yang lebih luas terhadap stabilitas ekonomi? Artikel ini akan membahas perbedaan inflasi dan deflasi, penyebabnya, serta bagaimana subsidi listrik memengaruhi ekonomi Indonesia.
Perbedaan
Inflasi dan Deflasi
Inflasi adalah
kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang menyebabkan daya beli uang
menurun (Mankiw, 2023). Sementara itu, deflasi adalah kebalikan dari inflasi,
yaitu penurunan harga barang dan jasa secara luas yang dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi karena masyarakat cenderung menunda konsumsi (Krugman,
2023). Kedua fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan
moneter suatu negara.
Menurut Bank
Indonesia (2024), "Inflasi yang terkendali pada level moderat dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, sementara deflasi yang berkepanjangan dapat
menyebabkan stagnasi ekonomi."
Penyebab Inflasi dan Deflasi di Indonesia
Penyebab Inflasi
- Kenaikan harga energi – Harga listrik dan bahan bakar yang
meningkat dapat mendorong kenaikan harga barang lain (World Bank, 2024).
- Peningkatan permintaan – Jika permintaan barang dan jasa
lebih tinggi daripada pasokan, harga akan naik (Kementerian Perdagangan,
2023).
- Kebijakan moneter longgar – Suku bunga rendah dan peningkatan
jumlah uang beredar sering kali menyebabkan inflasi (Bank Indonesia,
2024).
Penyebab Deflasi
- Penurunan daya beli masyarakat – Jika pendapatan masyarakat stagnan
atau menurun, permintaan barang dan jasa juga akan turun (IMF, 2024).
- Pengetatan kebijakan moneter – Jika suku bunga terlalu tinggi,
konsumsi dan investasi akan berkurang, menyebabkan harga turun (Bank
Indonesia, 2024).
- Surplus produksi – Jika pasokan barang melebihi
permintaan, harga cenderung turun (Krugman, 2023).
Dampak Subsidi Listrik terhadap Inflasi dan Deflasi
Bagaimana Subsidi Listrik Mencegah Inflasi?
- Menekan kenaikan harga energi – Dengan subsidi, biaya produksi
industri tetap terkendali, sehingga harga barang tidak melonjak
(Kementerian ESDM, 2024).
- Menjaga daya beli masyarakat – Tarif listrik yang stabil membantu
masyarakat mengalokasikan pengeluaran untuk kebutuhan lain, meningkatkan
konsumsi domestik (World Bank, 2024).
- Mengurangi biaya operasional usaha
kecil – UMKM yang
mengandalkan listrik untuk produksi mendapatkan keuntungan dari tarif yang
lebih rendah (Kementerian Perindustrian, 2023).
Apakah Subsidi
Listrik Dapat Menyebabkan Deflasi?
Meskipun subsidi
listrik dapat menekan inflasi, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan efek
deflasi jika kebijakan diterapkan secara tidak tepat. Jika subsidi listrik
berlebihan, biaya produksi yang terlalu rendah dapat mengakibatkan penurunan
harga barang yang terlalu drastis, menghambat pertumbuhan sektor industri (IMF,
2024). Selain itu, beban fiskal yang tinggi dapat mengurangi anggaran untuk
sektor lain seperti infrastruktur dan kesehatan.
Menurut laporan Bank Dunia (2024), "Subsidi energi yang tidak ditargetkan dengan baik dapat menekan inflasi dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang dapat membebani keuangan negara dan menghambat pertumbuhan ekonomi."
Ditulis oleh Ailsa Farella Fajirrahma (PE 2023 I)
Referensi :
Bank Indonesia. (2024).Laporan
Kebijakan Moneter dan Inflasi. Jakarta: Bank Indonesia.
IMF. (2024).Economic Outlook for Indonesia. Washington, D.C.:
International Monetary Fund.
Kementerian Keuangan RI.
(2024).Subsidi Listrik dan Stabilitas Fiskal. Jakarta: Kementerian
Keuangan.
Kementerian ESDM. (2024).Dampak
Subsidi Listrik terhadap Inflasi. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Krugman, P. (2023). Macroeconomics: Inflation and Deflation Theory.
New York: Worth Publishers.
Mankiw, N. G. (2023). Principles of Macroeconomics. Boston:
Cengage Learning.
World Bank. (2024).Energy Subsidy Reform and Economic Growth.Washington,
D.C.: The World Bank.