APA YANG DIMAKSUD EKSTERNALITAS ? BERIKUT ADALAH CONTOH & PENJELASANNYA!

Halo Sobat PE Unesa!!!, Selama belajar ekonomi, pasti kita akan menemukan istilah yaitu eksternalitas. Mau tau pengertian istilah ini dalam kajian ekonomi?? Yuk Simak penjelasan di bawah!
PENGERTIAN EKSTERNALITAS DALAM EKONOMI
Eksternalitas merupakan salah satu konsep penting dalam ekonomi yang mengacu pada dampak dari aktivitas ekonomi seseorang atau kelompok yang mempengaruhi pihak lain yang tidak terlibat dalam aktivitas tersebut. Dampak ini bisa berupa positif atau negatif, dan bisa terjadi baik secara langsung (Tampak nyata) maupun tidak langsung (Berangsur-angsur). Pengertian eksternalitas mencakup efek eksternal yang tidak direncanakan oleh pelaku pasar dalam memperhitungkan biaya atau manfaat dari suatu kegiatan ekonomi. Eksternalitas tersebut muncul sebab adanya aktivitas yang dikenakan pada pihak lain atau bisa disebut dengan efek lingkungan (Case & Fair, 2007a). Di saat masyarakat terurbanisasi, setiap tindakan dari masyarakat dapat semakin mudah berpengaruh terhadap orang lain sehingga probabilitas adanya eksternalitas semakin tinggi (Case & Fair, 2007b).
TEORI EKSTERNALITAS
Beberapa ahli mengemukakan pendapat dan teorinya terkait dengan eksternalitas. Menurut Rosen seperti yang dirujuk oleh Herniadi dalam jurnalnya, sebuah eksternalitas muncul ketika aktivitas suatu individu juga kelompok memengaruhi kondisi individu atau kelompok lain di luar kerangka pasar. Berbeda dengan pengaruh yang diperoleh melalui sistem harga pasar, eksternalitas bisa berdampak pada efisiensi ekonomi secara keseluruhan (Nugraha, 2018).
Menurut Fisher seperti yang dirujuk oleh Elfira, eksternalitas muncul ketika suatu aktivitas ekonomi, baik itu produksi atau konsumsi, mempengaruhi keadaan pelaku ekonomi lainnya, serta dampak dari aktivitas tersebut terjadi di luar mekanisme pasar (Elfira Rizki Rahmadhani & Sri Herianingrum, 2016).
Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Rosen dan Fisher, dapat disimpulkan bahwa eksternalitas terjadi saat kegiatan ekonomi, baik itu produksi atau konsumsi, memengaruhi kesejahteraan individu atau entitas lain di luar kerangka pasar. Dampak dari aktivitas tersebut tidak tercermin sepenuhnya dalam harga pasar dan bisa berdampak pada efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Dengan kata lain, eksternalitas mencakup efek dari tindakan ekonomi yang tidak sepenuhnya tercermin dalam transaksi pasar.
JENIS EKSTERNALITAS
Eksternalitas Positif
Eksternalitas positif ialah akibat dari sebuah aktivitas yang membagikan suatu benefit kepada pihak lain dan pihak tersebut secara direct mapun indirect tidak memberikan harga atas manfaat yang diperolehnya tadi (Noor, 2015). Adapun contoh dari eksternalitas positif ini di antaranya yaitu kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) dan kampanye lingkungan hidup.
Eksternalitas Negatif
Di lain sisi, juga terdapat eksternalitas negatif yang merupakan eksternalitas merugikan. Istilah ini dapat dipakai jika kegiatan produksi maupun konsumsi menyebabkan beban dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat di sekitarnya. Adapun contoh dari eksternalitas negatif ini adalah kemacetan, kebisingan, limbah pabrik, dan kerusakan lingkungan.
INTERNALISASI EKSTERNALITAS
Internalisasi dalam hal ini adalah wewenang bagi pengambil keputusan atau pemerintah untuk memperkirakan biaya dan manfaat hasil eksternalitas suatu industri atau badan usaha. Beberapa cara atau alat yang digunakan dalam internalisasi eksternalitas di antaranya:
Pajak atau subsidi oleh pemerintah
Tawar-menawar atau berunding
Pemberian prosedur atau undang-undang
Negosiasi hak guna menekan eksternalitas
Regulasi langsung dari pemerintah setempat
Hal yang menarik untuk di bahas dalam konteks internalisasi ini adalah sebenarnya pajak tidak bisa menghilangkan efek kerusakan dari eksternalitas negatif secara signifikan. Mengapa demikian?
PAJAK SEBAGAI SOLUSI EKSTERNALITAS?
Simaklah kurva ilustrasi yang dibuat oleh (Case & Fair, 2007b) dalam bukunya dengan judul “Prinsi-Prinsip Ekonomi Mikro” yang menjelaskan efek adanya pajak bagi perusahaan:
(MDC = Pajak), saat ini perusahaan menghadapi kurva MC1 = MSC. Dari hal tersebut, diketahui bahwa untuk menghasilkan sebuah produk, suatu perusahaan juga harus memasukkan unsur biaya pajak dalam perhitungan produksi yang mengakibatkan harga produk tersebut lebih mahal dibandingkan biaya yang sebenarnya. Namun secara teori, tidak bisa sesederhana itu, sebagai contoh, sebuah perusahaan rokok. Produk yang mereka hasilkan memiliki kemungkinan untuk merusak kesehatan tubuh para konsumen baik dari masalah jantung dan organ lainnya. Kerugian ini tentu tidak bisa ditangani dengan adanya pajak (Tidak dapat dinominalkan), karena kerugian yang dialami oleh masyarakat pengguna produk jauh lebih besar ketimbang besarnya tambahan pajak yang diberikan. Lalu, bagaimanakah solusinya?
MUNCULNYA TEOREMA COASE
Ronald Coase (Sumber: perc.org)
Dalam menghadapi problematika di atas, Ronald Coase dalam “The Problem of Social Cost” (1960) memiliki konsep pemikiran baru yang menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu, tawar-menawar atau perundingan tanpa adanya sosok ke tiga dapat memecahkan masalah eksternalitas secara lebih efisien.
Sebagai ilustrasi, ada pemuda bernama Alex yang menerbangkan drone di kawasan perumahan warga untuk membuat video sinematik untuk di unggah di sebuah platform. Alex merasa bahwa hal tersebut tidak akan merugikan siapapun termasuk warga sekitar. Namun yang terjadi, warga di perumahan tersebut terusik karena drone Alex terkadang terbang terlalu rendah dan mengganggu privasi warga. Tentu adanya fenomana ini, jauh lebih efektif apabila Alex dan warga membuat negosiasi atau kesepakatan agar keduanya tidak saling merugikan. Alex bisa saja menawarkan kepada warga untuk membagikan sedikit benefit yang dia peroleh dari video tersebut, dan warga bisa membuat peraturan area mana saja yang boleh dijadikan konten untuk video Alex. Kejadian ini sama sekali tidak memerlukan peran pemerintah untuk penyelesaian sebuah masalah eksternalitas.
Meskipun hal ini bisa relevan, tidak semua masalah eksternalitas sesederhana itu. Apabila suatu kegiatan ekonomi memiliki skala yang jauh lebih besar, maka negosiasi akan sulit berjalan karena melibatkan banyak kepentingan. Maka dari itu, pajak menjadi salah satu cara yang paling relevan untuk diimplementasikan di kondisi-kondisi tertentu.
BAGAIMANA NEGARA LAIN MENGHADAPI EKSTERNALITAS?
Isu terbaru tentu tidak jauh dari pembahasan pajak karbon untuk mendukung SDGs 2030 mendatang. Pajak karbon sebagai upaya untuk meminimalisasi efek buruk penggunaan bahan bakar fosil dan gas rumah kaca. Beberapa negara Skandinavia seperti Finlandia dan Swedia telah menerapkan pajak ini sejak tahun 1991. Sementara di Kawasan ASEAN, Singapura menjadi negara yang telah menerapkan pajak karbon sejak 2019. Pajak karbon ini dapat dikategorikan sebagai pajak pigouvian, yang merupakan solusi untuk mengatasi eksternalitas negatif.
Ditulis oleh Ardhita Eko Ginanjar (PE 22 A)
DAFTAR RUJUKAN
Case, E. K., & Fair, R. C. (2007a). Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid II. Erlangga.
Case, E. K., & Fair, R. C. (2007b). Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro (7 ed.). PT Indeks.
Elfira Rizki Rahmadhani & Sri Herianingrum. (2016). Dampak Eksternalitas Positif PT. Petrokimia Gresik terhadap Masyarakat dalam Perspektif Maqashid. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 3(10). https://doi.org/10.20473/vol3iss201610pp782
Noor, H. F. (2015). Ekonomi Publik (2 ed.). Permata Puri Media.
Nugraha, H. E. (2018). Eksternalitas Industri Semen di Desa Sirnaresmi Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi. Prosiding Ilmu Ekonomi, 4.