EFEKTIVITAS KURIKULUM MERDEKA PADA SISWA

Sekarang ini dalam dunia pendidikan sendiri memiliki sebuah peranan yang penting terhadap perkembangan berbagai aspek kehidupan yang ada, terutama bagi kepribadian atau dalam diri manusia itu sendiri. Yang mana pada intinya pendidikan disini sebuah usaha untuk mengembangkan dan menumbuhkan potensi dari dalam diri, oleh karena itu pendidikan dapat memberikan perubahan secara optimal terhadap sumber daya manusia. Dari pendidikan juga lah yang dapat mempengaruhi proses berpikir bagi akal pikiran manusia dalam melakukan tindakan atau sikap dan ketika berprilaku. Maka dilihat dari hal tersebut pendidikan disini bertujuan untuk mendorong potensi dari dalam diri manusia secara utuh dan menyeluruh. Dan yang terakhir pendidikan ditunjukkan untuk memanusiakan manusia dalam upaya untuk menjadi unggul dan terampil sesuai dengan tuntutan peran dan zaman. .
Tentunya bukan hanya efektivitas dari seorang guru, keefektivan dalam belajar merupakan hal yang tentunya akan dirasa sebagai sebuah hal yang sangat bermanfaat terutama bagi murid. hal ini tentu dapat terjadi apabila cara dalam pemakaian disebuah pembelajaran berlangsung dengan tepat. Sekaligus juga ada faktor yang mempengaruhi suatu tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar, yang mana faktor inilah yang saling berkaitan untuk menentukan proses pembelajaran dan menciptakan kondisi yang baik, aman, dan nyaman. Faktor tersebut diantaranya adalah kurikulum, guru, murid, fasilitas sarana dan prasarana penunjang, keadaan sekolah, dan pengelolaan sekolah.
Jika dilihat tentunya ada banyak hal yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam kegiatan belajar mengajar. Namun hal yang paling berperan yakni adalah guru, yang mana guru merupakan tenaga pengajar yang turut aktif dalam interaksi secara langsung yang terjadi dengan murid didalam kelas. Hal ini tentu sesuai dengan salah satu peran dari seorang guru yakni sebagai fasilitator dan pusat informasi. Guru sebagai fasilitator disini tentu dimaksudkan yakni melalui guru seoranglah pembelajaran didalam kelas itu terasa lebih menyenangkan atau sebaliknya. Tentu pembelajaran yang menarik akan membuat murid antusias bagi para murid. Namun jika melihat perannya sebagai pusat informasi, tentunya berbagai perkembangan yang telah terjadi membuat guru bukan hanya merupakan sumber tunggal dalam memberikan informasi bagi para murid .
Nadiem berpendapat, yang harus didahului oleh para pendidik sebelum mereka mengajarkannya pembelajaran kepada para peserta didik. Nadiem mengatakan kompetensi pendidik di semua jenjang, tanpa transisi kompetensi inti dan kurikulum yang ada, tidak akan pernah ada pembelajaran. Salah satu program yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim adalah (Merdeka Belajar)untuk menimbulkan aktivitas belajar yang menyenangkan.
Adapun tujuan belajar mandiri ialah supaya pendidik, peserta didik dan orang tua mengalami suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Kebebasan belajar berarti pengembangan pendidikan harus memunculkan suasana yang menyenangkan. kebahagia untuk siapa? Bahagia untuk pendidim, bahagia untuk peserta didik, bahagia untuk orang tua peserta didik dan bahagia untuk seluruh orang. Pembelajaran mandiri (merdeka belajar)adalah bentuk pengembangan strategi pemerintah yang mengembalikan sifat penilaian yang semakin terabaikan.
Maka jika dilihat pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum untuk menciptakan kurikulum yang luas, komprehensif, dan spesifik. Tahapan ini terkait dengan pengorganisasian pemilihan komponen yang berbeda dari proses pembelajaran, termasuk menetapkan jadwal untuk mengatur kurikulum, menentukan pada tujuan yang diusulkan, mata pelajaran, aktivitas, sumber daya, dan langkah-langkah. alat pembangunan program yang berkaitan dengan penciptaan sumber daya unit, rencana unit, dan aliran lain dari kursus bergantian untuk tujuan memfasilitasi proses belajar mengajar. Kurikulum tidak akan tercapai jika dibiarkan begitu saja setelah dikembangkan. Telah banyak perbaikan program di Indonesia yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia, perbaikan program itu sendiri dilakukan untuk menghasilkan cost atau outcome yang sangat efektif, mulai dari adanya kurikulum Belanda, Kurikulum Jepang, dan Pada tahun 1964 , sampai dengan pemberlakuan kurikulum merdeka belajar, sudah pasti terjadi perubahan kurikulum menurut Setiap tahun. memperbaiki dan menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan iptek yang ada pada masa sekarang.
Ditulis oleh Nurul Istiqomah (PE 2024 D)
Referensi :
Adeyemi, B. 2008. “Effects of Cooperative Learning and Problem Solving Strategies on Junior Secondary School Students’ Achievement in Social Studies”. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 6 (3), 691-708.
Agusnadi, A. (2014). Efektivitas Pemberian Sanksi Bagi Siswa Pada Pelanggaran Tata Tertib di SMP 2 Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 4(8), 121400.
Andina, E. (2018). Efektivitas Pengukuran Kompetensi Guru.
Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 9(2), 204–220. https://doi.org/10.46807/aspirasi.v9i2.1103
Andriani, W. (2013). Pentingnya Perkembangan Pembaharuan Kurikulum dan Permasalahannya. https://doi.org/10.34007/ppi.v1i1.1091
Asiah, S. (2016). Efektivitas Kinerja Guru. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 1–11.
Babuta, A. I., & Rahmat, A. (2019). Peningkatan Kompetensi Pedagodik Guru Melalui Pelaksanaan Supervisi Klinis Dengan Teknik Kelompok. Al Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(1), 1–28. https://doi.org/10.33650/al- tanzim.v3i1.496
Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 15. https://doi.org/10.22373/jiif.v11i1.61
Evi Hasim. (2020). Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi Di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Webinar Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo “Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Ilmiah Menuju Anak Merdeka Belajar,” 68–74.
Hadi, N. F., & Khojir. (2021). Analysis of the Relationship Between “Merdeka Belajar” and the Progressivism Philosophy. Almufi Journal of Measurement, Assessment, and Evaluation Education, 1(2), 106–114.
Hidayat, T., Firdaus, E., & Abdul Somad, M. (2019). Model Pengembangan Kurikulum Tyler dan Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Potensia: Jurnal Kependidikan Islam, 5(2), 197–218.
Ilahi, N. W., & Imaniyati, N. (2016). Peran Guru Sebagai Manajer dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Pembelajaran (The Role of Teacher as Manager to Increase Effective Learning Process). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 99–108.
Indriyanto, B. (2012). Pengembangan Kurikulum Sebagai Intervensi Kebijakan
Peningkatan Mutu Pendidikan. 18(4), 440–453. Mulyasa, E. (2021). Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar (L. I. Darojah (ed.)).