Fenomena Gas Elpiji dalam Perspektif Ekonomi Mikro

Gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan pokok rumah tangga, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Dalam beberapa waktu terakhir, berbagai peristiwa yang berkaitan dengan gas elpiji, seperti kelangkaan, lonjakan harga di pasar gelap, hingga aksi konsumen yang berebut pasokan, menjadi perhatian publik. Fenomena ini dapat dianalisis melalui perspektif ekonomi mikro, khususnya dalam aspek permintaan dan penawaran, elastisitas harga, intervensi pemerintah melalui subsidi, serta perilaku konsumen dan produsen.
Dalam hukum permintaan dan penawaran, semakin tinggi harga suatu barang, maka permintaan terhadap barang tersebut cenderung menurun, dan sebaliknya. Namun, gas elpiji termasuk dalam kategori barang yang permintaannya inelastis, artinya perubahan harga tidak secara signifikan mengurangi permintaan karena gas elpiji adalah kebutuhan pokok yang sulit digantikan
Kelangkaan gas elpiji 3 kg yang terjadi di berbagai daerah menunjukkan bahwa permintaan tetap tinggi meskipun stok terbatas. Contoh kasus yang viral, seperti aksi konsumen mengejar mobil distribusi gas, mencerminkan tingginya kebutuhan dan ketergantungan masyarakat terhadap komoditas ini. Ketika stok terbatas sementara permintaan tetap tinggi, harga di pasar gelap dapat meningkat drastis, menyebabkan ketidakseimbangan pasar.
Dampak dari ketidakseimbangan pasar gas elpiji dalam ekonomi mikro cukup signifikan. Konsumen dengan daya beli rendah, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku UMKM, mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji. Selain itu, meningkatnya ketidakpastian pasar dapat mendorong inflasi pada bahan pokok lain karena gas elpiji merupakan kebutuhan utama dalam proses memasak, baik di rumah tangga maupun sektor bisnis kecil. Ketidakseimbangan ini juga menyebabkan munculnya pasar gelap, di mana harga gas elpiji dijual jauh lebih tinggi dari harga subsidi, sehingga merusak mekanisme harga resmi dan mengurangi efektivitas kebijakan pemerintah.
Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa langkah dapat dilakukan. Pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap distribusi gas elpiji bersubsidi guna mencegah spekulasi dan penimbunan yang dilakukan oleh distributor nakal. Selain itu, diversifikasi energi seperti mendorong penggunaan kompor listrik atau biogas dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji. Efektivitas subsidi juga perlu ditingkatkan dengan memastikan bahwa hanya kelompok yang benar-benar membutuhkan yang mendapat manfaatnya, misalnya melalui sistem digital berbasis kartu subsidi agar distribusi lebih tepat sasaran.
Ditulis oleh Ahmad Kanafillah (PE 2024 I)
Referensi :
Mankiw, N. G. (2020). Principles of Microeconomics (9th ed.). Cengage Learning.
"Pro dan Kontra Kebijakan Penjualan Elpiji 3 Kg" - Kompas Money, 4 Februari 2025.
https://money.kompas.com/read/2025/02/04/125929526/pro-dan-kontra-kebijakan-penjualan-elpiji-3-kg
"UMKM di Tengah Krisis LPG: Menyiasati Kelangkaan Gas dengan Joget Oke Gass" - Kumparan, 5 Februari 2025.
https://kumparan.com/alifais670/umkm-di-tengah-krisis-lpg-menyiasati-kelangkaan-gas-dengan-joget-oke-gass-24ROreY2O6J
"Kenaikan Harga Minyak Goreng Dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha Dan Ekonomi." Jurnal Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, Perundang-Undangan Dan Pranata Sosial 7.1 (2022): 61.
https://mpr.go.id/berita/Kelangkaan-Gas-Elpiji-3-Kg%3A-Kebijakan-Tergesa-gesa-yang-Mengorbankan-Rakyat-Kecil?utm_source=chatgpt.com
https://www.freepik.com/free-photo/modern-kitchen-stove-natural-gas-burns-with-blue-flame-household-gas-consumption-close-up-selective-focus_26507875.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=c611e2be-6475-43c3-be2c-5894d7e5f622&query=gas+stove