Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG): Indikator Kunci Perekonomian Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah barometer utama yang mencerminkan kinerja pasar modal di Indonesia. Sebagai indikator komprehensif, IHSG mengakumulasi nilai seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga berperan penting dalam membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan mencerminkan kesehatan perekonomian nasional (Patriya, 2020; Indriyani & Utomo, 2021). Dalam kondisi ekonomi yang terus berkembang, pemahaman mendalam tentang IHSG menjadi krusial bagi pelaku pasar untuk mengantisipasi pergerakan harga saham dan sentimen ekonomi secara umum (Adi & Ismawati, 2023; Purwatiningsih & Sriyono, 2024).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG
IHSG tidak berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun global. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan pergerakan IHSG:
-
Faktor Makroekonomi Inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, Produk Domestik Bruto (PDB), dan harga komoditas seperti minyak mentah serta emas adalah beberapa faktor yang signifikan dalam menentukan arah IHSG (Pieter et al., 2022; Putra et al., 2021; Perdana & Setyari, 2023). Sebagai contoh, suku bunga yang tinggi cenderung menekan IHSG karena meningkatkan biaya pinjaman perusahaan dan mengurangi daya beli masyarakat.
-
Nilai Tukar Rupiah Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu indikator penting yang dapat menyebabkan volatilitas IHSG. Ketika rupiah melemah, perusahaan yang memiliki utang dalam dolar akan menghadapi kenaikan biaya, yang dapat mempengaruhi harga sahamnya (Pratama, 2023; Listriono & Nuraina, 2015). Hal ini juga berdampak pada sentimen investor asing yang cenderung menarik investasinya ketika nilai rupiah melemah.
-
Kondisi Pasar Global Pergerakan indeks saham dunia seperti Dow Jones, Hang Seng, dan Nikkei memiliki keterkaitan dengan IHSG. Jika indeks global mengalami penurunan akibat ketidakpastian ekonomi atau krisis geopolitik, IHSG cenderung mengalami koreksi yang sama (Raudatullaily & Khasanah, 2023; Natsir et al., 2019). Ini menunjukkan bahwa investor domestik juga perlu memperhatikan perkembangan ekonomi global saat membuat keputusan investasi.
-
Faktor Politik dan Sosial Ketidakpastian politik, seperti pemilihan umum dan perubahan kebijakan pemerintah, dapat menciptakan sentimen negatif di pasar modal. Misalnya, kebijakan fiskal dan moneter yang tidak konsisten dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya di pasar saham (Nurlaela, 2023; Wahyuni et al., 2023; Purnamasari et al., 2023).
Kondisi IHSG di Indonesia Saat Ini
Dalam beberapa tahun terakhir, IHSG menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun mengalami fluktuasi akibat ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Pemulihan ekonomi pascapandemi, kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta investasi asing yang terus meningkat menjadi pendorong utama bagi IHSG untuk tetap tumbuh.
Namun, tantangan masih ada. Tahun 2024 adalah tahun politik bagi Indonesia dengan berlangsungnya pemilu, yang dapat membawa ketidakpastian di pasar modal. Investor cenderung berhati-hati dalam menanamkan modalnya hingga situasi politik lebih stabil. Selain itu, perlambatan ekonomi global dan kenaikan suku bunga di beberapa negara maju dapat menekan aliran dana asing ke Indonesia, yang berpotensi mempengaruhi IHSG.
Peluang dan Risiko Investasi di IHSG
Bagi investor, memahami dinamika IHSG adalah kunci untuk meraih keuntungan dan mengelola risiko. Berikut beberapa peluang dan tantangan yang perlu diperhatikan:
Peluang:
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dapat menjadi katalis positif bagi IHSG, terutama dengan meningkatnya investasi infrastruktur dan sektor teknologi (Waluyo et al., 2024).
- Meningkatnya partisipasi investor domestik, terutama investor ritel, dapat membantu IHSG lebih stabil dan tidak terlalu bergantung pada aliran modal asing (Yanida et al., 2023).
- Perkembangan teknologi finansial (fintech) mempermudah akses investasi di pasar modal bagi masyarakat luas, meningkatkan jumlah investor baru.
Risiko:
- Volatilitas pasar yang tinggi, terutama akibat faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik global dan kebijakan ekonomi negara maju (Caca et al., 2022).
- Dampak inflasi dan kenaikan suku bunga yang dapat menekan daya beli masyarakat serta menurunkan keuntungan perusahaan, sehingga mempengaruhi harga saham di IHSG (Sumantri & Latifah, 2021).
- Sektor tertentu yang rentan terhadap risiko ekonomi, seperti sektor konsumen yang bisa terdampak perubahan kebijakan fiskal dan moneter (Nurwahidah, 2022).
IHSG merupakan indikator penting yang mencerminkan kondisi ekonomi Indonesia dan menjadi pedoman bagi investor dalam menentukan strategi investasi. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan mengelola risiko dengan lebih efektif. Meskipun tantangan seperti volatilitas pasar dan ketidakpastian politik masih ada, peluang investasi di pasar modal Indonesia tetap menjanjikan dengan pertumbuhan ekonomi yang solid dan inovasi di sektor keuangan.
Sebagai investor, pemantauan terhadap faktor makroekonomi, analisis teknikal, serta pemahaman terhadap tren pasar akan menjadi kunci untuk meraih keuntungan di pasar saham. Oleh karena itu, strategi diversifikasi dan manajemen risiko tetap menjadi langkah yang disarankan untuk menghadapi dinamika IHSG di tahun 2024 dan seterusnya.
Ditulis oleh Tim Web
Referensi :
Patriya, E. (2020). Implementasi support vector machine pada prediksi harga saham gabungan (ihsg). Jurnal Ilmiah Teknologi Dan Rekayasa, 25(1), 24-38. https://doi.org/10.35760/tr.2020.25i1.2571
Indriyani, I. and Utomo, E. N. (2021). Determinan indek harga saham gabungan pada perusahaan terdaftar di bei tahun 2013-2020. Balance Vocation Accounting Journal, 5(1), 49. https://doi.org/10.31000/bvaj.v5i1.5152
Adi, S. and Ismawati, L. (2023). Pengaruh harga emas dunia, rata-rata industri dow jones, dan indeks shanghai terhadap indeks harga saham gabungan periode 2017-2021. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Manajemen (Eko-Bisma), 2(1), 156-166. https://doi.org/10.58268/eb.v2i1.34
Purwatiningsih, F. and Sriyono, S. (2024). Pengaruh inflasi, produk domestik bruto dan nilai tukar rupiah terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek indonesia periode januari 2016 – desember 2021. Innovative Technologica: Methodical Research Journal, 2(1), 15. https://doi.org/10.47134/innovative.v2i1.39
Pieter, M., Maramis, J. B., & Tielung, M. V. J. (2022). Reaksi pasar modal terhadap peristiwa covid 19 (lockdown) tahun 2021 di pasar modal malaysia (bursa saham kuala lumpur). Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 10(3), 276. https://doi.org/10.35794/emba.v10i3.41582
Putra, F. H., Marseto, M., & Sishadiyati, S. (2021). Analisis pengaruh ekonomi makro dan indeks bursa dunia terhadap indeks harga saham gabungan (ihsg). Syntax Idea, 3(7), 1598-1611. https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v3i7.1333
Perdana, I. K. R. and Setyari, N. P. W. (2023). Analisis faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi indeks harga saham gabungan (ihsg). E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 1594. https://doi.org/10.24843/eeb.2023.v12.i08.p12
https://www.freepik.com/free-photo/stockbroker-shirt-is-working-monitoring-room-with-display-screens-stock-exchange-trading-forex-finance-graphic-concept-businessmen-trading-stocks-online_9277159.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=6efe82fc-05f4-4571-9932-8e5aeb4535b0&query=IHSG