Implementasi Kebijakan Moneter dalam Mengendalikan Jumlah Uang Beredar untuk Mengurangi Pengangguran di Indonesia

Tingkat kemiskinan di negara-negara maju biasanya berkisar antara 2% dan 3%, yang dikenal sebagai tingkat kemiskinan alami. Ini adalah tingkat pengangguran yang wajar dan tidak dapat dihilangkan. Ini berarti bahwa tingkat pengangguran tertinggi sebesar 2-3% mengindikasikan bahwa perekonomian berada dalam kondisi full employment (Sukirno, 2008). Mishkin (2010) menyatakan bahwa kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dan menetapkan tingkat suku bunga yang mempengaruhi faktor-faktor ekonomi. Stabilitas ekonomi makro merupakan tujuan umum yang ingin dicapai. Hal ini tercermin dari harga-harga yang stabil, pendapatan per kapita yang meningkat, dan kesempatan kerja yang melimpah.
Semua negara, terutama negara berkembang, menghadapi masalah yang sama dalam mengatasi kemiskinan yang semakin meningkat. Selama beberapa dekade terakhir, situasi di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai tidak cukup untuk menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang ada. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Tingginya pengangguran merupakan masalah ekonomi dan sosial. Meningkatnya kemiskinan menyebabkan suatu negara membuang barang dan jasa yang seharusnya dapat diproduksi melalui penurunan (Samuleson, 2008).
Kebijakan moneter Bank Indonesia yang mengendalikan jumlah uang beredar memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan moneter Bank Indonesia yang ekspansif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan investasi. Biaya kredit yang lebih rendah mendorong dunia usaha untuk berekspansi dan menciptakan lapangan kerja baru. Peningkatan aktivitas ekonomi memungkinkan kita untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu, kebijakan moneter yang tepat dapat menciptakan lingkungan investasi yang baik. Pengelolaan jumlah uang beredar yang baik akan membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi pada tingkat yang sesuai. Hal ini akan memberikan kepercayaan bagi investor domestik dan internasional untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Munculnya industri-industri baru, peningkatan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan nasional merupakan multiplier effect dari investasi yang masuk. Situasi ini secara tidak langsung akan mengurangi tingkat pengangguran.
Ditulis oleh Deva Indarwati Pangestu (PE 2023 I)
Referensi:
Landa, T. N., Putro, T. S., & Hamidi, W. (2017). Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga BI Terhadap Kurs Rupiah di Indonesia Periode 2005-2014 (Doctoral dissertation, Universitas Riau).
Wulandari, E., & Daryono Soebagyo, M. (2018). Analisis Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter terhadap Pengangguran di Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Prasasti, K. B., & Slamet, E. J. (2020). Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi Dan Suku Bunga, Serta Terhadap Investasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Airlangga, 30(1).
Mufidah, R. (2022). Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan. Jurnal Pendidikan Dan Pembangunan, 10(2), 521-527.
Nordhaus, Samuelson. 1992. Mikro Ekonomi. Edisi Keempatbelas. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Nanga, M. 2001. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan Edisi Perdana. PT: RajaGrafindoPersada
Boediono,1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Pengantar Ekonomi. Edisi Kedua. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sukirno, Sadono (2004). Teori Pengantar Makro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sukirno, Sadono, (1994). Pengantar Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kata Kunci : Jumlah Uang Beredar, Pengangguran, Kebijakan Moneter
Tingkat kemiskinan di negara maju biasanya berkisar antara 2% dan 3%, yang dikenal sebagai tingkat kemiskinan alamiah. Ini adalah tingkat pengangguran yang wajar dan tidak dapat dihilangkan. Ini berarti bahwa tingkat pengangguran tertinggi sebesar 2-3% mengindikasikan bahwa perekonomian berada pada kondisi full employment (Sukirno, 2008). Mishkin (2010) menyatakan bahwa kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dan menetapkan tingkat suku bunga yang mempengaruhi faktor-faktor ekonomi. Stabilitas ekonomi makro merupakan tujuan umum yang ingin dicapai. Hal ini tercermin dari harga-harga yang stabil, pendapatan per kapita yang meningkat, dan kesempatan kerja yang melimpah.
Semua negara, terutama negara berkembang, menghadapi masalah yang sama dalam mengatasi kemiskinan yang semakin meningkat. Selama beberapa dekade terakhir, situasi di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai tidak cukup untuk menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang ada. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Tingginya pengangguran merupakan masalah ekonomi dan sosial. Meningkatnya kemiskinan menyebabkan suatu negara membuang barang dan jasa yang seharusnya dapat diproduksi melalui penurunan (Samuleson, 2008).
Kebijakan moneter Bank Indonesia yang mengendalikan jumlah uang beredar memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan moneter Bank Indonesia yang ekspansif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan investasi. Biaya kredit yang lebih rendah mendorong dunia usaha untuk berekspansi dan menciptakan lapangan kerja baru. Peningkatan aktivitas ekonomi memungkinkan kita untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu, kebijakan moneter yang tepat dapat menciptakan lingkungan investasi yang baik. Pengelolaan jumlah uang beredar yang baik akan membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi pada tingkat yang sesuai. Hal ini akan memberikan kepercayaan bagi investor domestik dan internasional untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Munculnya industri-industri baru, peningkatan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan nasional merupakan multiplier effect dari investasi yang masuk. Situasi ini secara tidak langsung akan mengurangi tingkat pengangguran.
Deva Indarwati Pangestu , Pendidikan Ekonomi 2023I
Referensi
Landa, T. N., Putro, T. S., & Hamidi, W. (2017). Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga BI Terhadap Kurs Rupiah di Indonesia Periode 2005-2014 (Doctoral dissertation, Universitas Riau).
Wulandari, E., & Daryono Soebagyo, M. (2018). Analisis Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter terhadap Pengangguran di Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Prasasti, K. B., & Slamet, E. J. (2020). Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi Dan Suku Bunga, Serta Terhadap Investasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Airlangga, 30(1).
Mufidah, R. (2022). Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan. Jurnal Pendidikan Dan Pembangunan, 10(2), 521-527.
Nordhaus, Samuelson. 1992. Mikro Ekonomi. Edisi Keempatbelas. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Nanga, M. 2001. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan Edisi Perdana. PT: RajaGrafindoPersada
Boediono,1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Pengantar Ekonomi. Edisi Kedua. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sukirno, Sadono (2004). Teori Pengantar Makro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sukirno, Sadono, (1994). Pengantar Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
https://www.freepik.com/free-photo/high-angle-closeup-shot-pile-banknotes-wooden-surface_10759329.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=f10acacf-d83f-4512-b22c-dd2fbd773839&query=Rupiah