IMPLEMENTASI PASAR MONOPOLISTIK DI INDONESIA

Setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dahulu mungkin masih dengan menggunakan istilah barter sebagai cara untuk saling tukar menukar barang. Namun, perkembangan zaman membuat sedikit berubahnya metode pemenuhan kebutuhan pada Masyarakat. Pendirian pasar yang kian tahun kian meningkat, munculnya uang sebagai alat atau media yang digunakan sebagai alat tukar untuk pemenuhan kebutuhan. Sehingga saat ini terbentukah sistem jual beli baik dalam usaha mikro maupun makro. Hal ini menjadikan kini Tingkat permintaan Masyarakat kian merebak, yang pada nyatanya Tingkat pemuas Masyarakat sangat terbatas.
PEMBAHASAN
Pasar monopolistik adalah bentuk pasar yang di dalamnya mengcangkup banyak penjual yang menghasilkan atau menjual produk yang berbeda-beda. Pasar monopolistik menjadi bagian dari pasar persaingan tidak sempurna yang dikembangkan oleh Chamberlin dan Joan Robinson pada tahun 1933. Pada dasarnya, penentu harga dalam pasar monopolistik adalah adalah seorang produsen yang memegang kekuasaan dalam menentukan harga jual suatu produk. Pasar monopolistik memiliki karakter yang mirip dengan pasar monopoli, tetapi juga memiliki ciri yang hampir sama dengan pasar persaingan sempurna. Kemiripan yang terjadi antra pasar monopoli dengan monopolistik terdapat ciri dalam penjual yang dapat mempengaruhi perubahan harga meskipun sedikit. Sedangkan kesamaan pasar monopolistik dengan pasar persaingan sempurna adalah kedua pasar ini memiliki jumlah penjual yang banyak pada pasar. Penjelasan lebih rinci mengenai ciri ataupun karakterisitik dari pasar monopolistik akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Terdapat banyak penjual
Fakta masa kini, pasar persaingan monopolistis memiliki banyak sekali pesaing mulai dari penjual di dalam pasar tradisional, warung ataupun toko lainnya. Bahkan saat ini banyak didirikannya minimarket modern yang menjadi boomerang bagi penjual pada pasar tradisional dan toko-toko kecil. Barangnya bersifat berbeda corak.
2. Barangnya bersifat berbeda corak
Meskipun pada hakikatnya pasar monopolistis mempunyai penjual yang banyak, tetapi survei pasar menghasilkan pernyataan bahwa barang yang dijual dalam pasar ini satu jenis produk dengan kualitas, bentuk, dan ukuran yang berbeda. Contoh penjual A menjual minuman teh javana, sedangkan pada penjual B menjual minuman teh botol.
3. Penjual memiliki sedikit kekuasaan untuk mempengaruhi harga
Dalam pasar monopolistik, penjual memiliki sedikit kemampuan dalam mempengaruhi harga dilatar belakangi oleh berbagai produk yang ditawarkan memiliki beragam fitur atau alternatif lain yang tersedia bagi produsen. Hal ini menyebabkan apabila penjual meningkatkan harga maka akan membuat para konsumen beralih ke barang subsitusi lainnya untuk memenuhi kebutuhannya dengan harga yang relatif lebih murah. Akibatnya penjual akan kehilangan pembeli.
4. Penjual mudah untuk masuk ke dalam pasar maupun keluar pasar.
Sistem dalam pasar monopolistis, memberikan kemudahan akses kepada penjual untuk memasuki atau meninggalkan pasar, karena tidak adanya hambatan yang signifikan seperti halnya dalam pasar monopoli. Kehadiran produk-produk yang berbedaa dan diferensiasi di pasar memberikan kebebasan bagi Perusahaan baru untuk berkompetisi dengan relatif mudah. Di samping itu, jika Perusahaan mengalami kerugian atau kesulitan bersaingan maka dengan lancar Perusahaan meninggalkan pasar.
5. Persaingan promosi penjualan sangat aktif
Dalam pasar persaingan monopolistik harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan. Oleh karena itu untuk menarik para pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan promosi, memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain produk, meningkatkan mutu produk dan lain sebagainya.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PASAR MONOPOLISTIK
1. Kelebihan pasar monopolistis.
a. Jumlah produsen yang banyak menyebabkan keuntungan bagi konsuemn, karena dapat memilih produk sesuai dengan kriterianya.
b. Kebebasan hak untuk keluar maupun masuk pasar, hal ini memberikan keluwesan bagi produsen untuk berinovasi terhadap produk ataupun memilih untuk meninggalkannya.
c. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk lebih teliti dalam memilih produk yang ingin mereka beli, dan juga dapat membangun loyalitas konsumen terhadap produk yang mereka pilih.
d. Pasar ini cukup mudah diakses oleh konsumen karena sebagian besar barang kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar dengan karakteristik monopolistik.
2. Kekurangan pasar monopolistis
a. Pasar monopolistik menampilkan tingkat persaingan yang tinggi dalam aspek harga, kualitas, dan pelayanan. Kondisi ini mengakibatkan produsen yang kekurangan modal dan pengalaman akan cepat ditinggalkan oleh pasar.
b. Memasuki pasar monopolistik memerlukan komitmen modal yang substansial karena pesaing di dalamnya sering kali memiliki skala ekonomi yang besar.
c. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi, yang bisa mengakibatkan peningkatan biaya produksi dan berpengaruh terhadap harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.
MENGANALISIS KURVA PERMINTAAN PASAR MONOPOLISTIS
Meskipun tingkat elastisitasnya cukup tinggi, kurva permintaan dalam pasar monopolistik tidak pernah menjadi garis horizontal yang sempurna pada tingkat harga yang sama dengan pesaing. Artinya, dalam pasar monopolistik, ketika harga dinaikkan oleh perusahaan, akan menghasilkan penurunan signifikan dalam jumlah barang yang terjual (menjadi lebih sedikit), sementara penurunan harga akan mengakibatkan peningkatan jumlah barang yang terjual (menjadi lebih banyak). Ini menunjukkan bahwa kurva permintaan dalam pasar monopolistik tidak pernah mencapai tingkat elastisitas yang sempurna.
Tahapan Pembuatan Kurva Pasar Persaingan Monopolistik
1. Pada pasar monopolistik terdapat banyak jumlah produsen maka akan menyebabkan barang yang dijual di pasar tersebut sifatnya elastis. Sehingga kurva permintaannya landai.
2. Kurva MR yaitu setengah dari AR. Maka ditunjukkan oleh kurva MR tersebut.
3. Pada tahap selanjutnya membutuhkan kurva MC untuk mengetahui produsen berproduksi pada titik mana. Bentuk kurva MC seperti tanda ceklis. Untuk mengetahuinya maka MC harus berpotongan dengan MR. terbentuklah titik G.
4. Agar bisa mengetahui besar harga atau P, maka garis putus putus yang sejajar dengan G ditarik ke atas sampai mengenai kurva D, maka terbentuklah titik B. kemudian ditarik ke samping terjadi harga C. maka wilayah TR yaitu OCBA.
5. Agar bisa mengetahui wilayah TC, maka harus menghindari AC.
6. Maka dapat diketahui wilayah TC yaitu titik yang mempertemukan kurva AC dengan garis putus-putus yaitu G ditarik ke samping terbentuklah titik F. sehingga wilayah TC yaitu OAGF.
7. Dapat Diketahui wilayah laba maksimum yaitu FGBC.
Ditulis oleh Ahmad Yusronil Wafi (PE 2023 B)
Referensi :
Imanianto, F. (2014). Pasar Persaingan Monopolistik. academia.edu.
Nasution, Y. S. (2012). Mekanisme Pasar dalam Perspektif . ar-raniry.ac.id, 253.
https://www.freepik.com/free-photo/blurred-shelves-with-food_953041.htm#fromView=search&page=1&position=33&uuid=9d5cedfe-c68c-4b7e-82f0-35031568e130