Model Pembelajaran Jigsaw

Pendidikan memliki peran
yang sangat krusial dalam membentuk individu dan Masyarakat di era globalisasi
saat ini. Dalam era yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan komunikasi,
Pendidikan menjadi kunci utama untuk mempersiapkan generasi masa depan agar
dapat bersaing dan beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan yang terus
berubah.
Seperti yang kita ketahui
di setiap era yang terus berubah pasti juga dibarengi dengan munculnya dampak
yang begitu besar bagi kehidupan baik positif maupun negative. Terutama dampak
negative yang ditimbulkan haruslah diwaspadai. Nah, maka dari itu untuk mengatasi
permasalahan tersebut tidak lain adalah melalui peningkatan kualitas sumber
daya manusia itu sendiri. Tentunya dengan upaya peningkatan kualitas dan
kuantitas yang diberikan.
Peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia sudah banyak diusahakan baik oleh tenaga pendidik
maupun oleh pemerintah. Seperti yang kita ketahui bahwa kurikulum juga banyak
mengalami perubahan dan diimbangi dengan model pembelajaran yang terus
bermunculan. Salah satunya model
pembelajaran Jigsaw yang akan kita bahas kali ini.
Konsep Dasar Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran Jigsaw
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot
Aronson pada tahun 1971. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama
antar siswa, mempromosikan tanggung jawab individual, dan memfasilitasi pemahaman
yang lebih baik tentang materi pelajaran. Konsep dasar dari model
pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:
1. 1. Pembagian
Kelompok: Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, biasanya terdiri dari
4-6 orang. Setiap kelompok memiliki anggota yang berasal dari kelompok lain,
sehingga setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian
tertentu dari materi pelajaran.
2. Pembelajaran
Kelompok Kecil: Setiap anggota kelompok belajar dan memahami bagian materi
pelajaran yang telah ditugaskan kepadanya. Mereka berdiskusi dan bekerja sama
untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok memahami materi pelajaran dengan
baik.
3. Pembelajaran
Kelompok Utuh: Setelah anggota kelompok selesai mempelajari bagian materi
pelajaran mereka, mereka kembali ke kelompok asal dan berbagi informasi dengan
anggota kelompok lainnya. Hal ini memungkinkan setiap anggota kelompok untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran secara
keseluruhan.
4. Evaluasi:
Model Jigsaw mendorong siswa untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain
dalam memahami materi pelajaran. Setelah selesai, mereka dapat melakukan
evaluasi terhadap kelompok mereka sendiri, memberikan umpan balik, dan
merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan.
Tahap Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw
Implementasi model pembelajaran Jigsaw melibatkan
beberapa tahap yang perlu diperhatikan agar dapat berjalan dengan efektif. Berikut adalah tahap-tahap implementasi model Jigsaw:
1. 1. Pemilihan Materi Pelajaran: Pilih materi
pelajaran yang cocok untuk diterapkan model Jigsaw. Materi pelajaran yang
kompleks dan memiliki beberapa aspek yang dapat dibagi menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil sangat cocok untuk model ini.
2. Pembentukan Kelompok: Bagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Pastikan setiap kelompok
memiliki anggota yang berasal dari kelompok lain, sehingga setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari materi
pelajaran.
3. Pembelajaran Kelompok Kecil: Setiap anggota
kelompok belajar dan memahami bagian materi pelajaran yang telah ditugaskan
kepadanya. Mereka berdiskusi dan bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap
anggota kelompok memahami materi pelajaran dengan baik.
4. Pembelajaran Kelompok Utuh: Setelah anggota
kelompok selesai mempelajari bagian materi pelajaran mereka, mereka kembali ke
kelompok asal dan berbagi informasi dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini
memungkinkan setiap anggota kelompok untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang materi pelajaran secara keseluruhan.
5. Evaluasi: Model Jigsaw mendorong siswa untuk
saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam memahami materi pelajaran.
Setelah selesai, mereka dapat melakukan evaluasi terhadap kelompok mereka
sendiri, memberikan umpan balik, dan merencanakan langkah-langkah untuk
meningkatkan kinerja mereka di masa depan.
6. Pembagian Tugas: Setiap anggota kelompok bertanggung jawab
untuk mempelajari dan memahami bagian tertentu dari materi pelajaran. Pastikan
bahwa pembagian tugas dilakukan dengan adil dan setiap anggota kelompok
memiliki tanggung jawab yang jelas.
7. Monitoring dan Dukungan: Selama proses
pembelajaran, guru perlu memantau kemajuan siswa dan memberikan dukungan jika
diperlukan. Pastikan bahwa siswa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk
memahami materi pelajaran dengan baik.
8. Refleksi: Setelah selesai, lakukan refleksi
bersama dengan siswa tentang proses pembelajaran. Diskusikan apa yang telah
mereka pelajari, apa yang telah berhasil, dan apa yang dapat diperbaiki di masa
depan.
Dengan mengikuti tahap-tahap ini, implementasi model
Jigsaw dapat berjalan dengan efektif dan membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.
Keunggulan Model Pembelajaran
Jigsaw dalam Pembelajaran
Model
pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menjadi metode
pembelajaran yang efektif dan populer di berbagai lingkungan pendidikan.
Beberapa keunggulan tersebut antara lain:
1. 1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Dengan membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil, model Jigsaw memastikan bahwa setiap siswa aktif
terlibat dalam pembelajaran. Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari dan memahami bagian tertentu dari materi pelajaran, sehingga mereka
merasa lebih bertanggung jawab dan terlibat dalam proses pembelajaran.
2. Mendorong Kerja Sama: Model Jigsaw mendorong siswa untuk bekerja
sama dalam kelompok kecil dan kelompok utuh. Mereka belajar untuk saling membantu dan
mendukung satu sama lain dalam memahami materi pelajaran, sehingga meningkatkan
keterampilan sosial dan kerja sama tim mereka.
3. Memfasilitasi Pemahaman yang Lebih Baik:
Dengan membagi materi pelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan
meminta setiap siswa untuk mempelajari bagian tertentu, model Jigsaw
memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran secara
keseluruhan. Siswa belajar untuk saling mengajar dan membagi informasi,
sehingga mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi
pelajaran.
4. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Model
Jigsaw memperkuat keterampilan komunikasi siswa, karena mereka harus berdiskusi
dan berbagi informasi dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini membantu mereka untuk lebih percaya diri dalam
menyampaikan pendapat dan ide-ide mereka.
5. Mendorong Tanggung Jawab Individual: Dengan membagi tugas ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan meminta setiap siswa untuk mempelajari
bagian tertentu, model Jigsaw mendorong tanggung jawab individual. Setiap siswa
harus bertanggung jawab untuk memahami bagian yang telah ditugaskan kepadanya
dan berkontribusi dalam kelompoknya.
6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Dengan meningkatkan keterlibatan siswa,
memfasilitasi pemahaman yang lebih baik, dan memperkuat keterampilan sosial dan
komunikasi mereka, model Jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan. Siswa belajar untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan
berkomunikasi dengan baik, sehingga mereka dapat menjadi pembelajar yang lebih
efektif dan mandiri.
Dengan keunggulan-keunggulan ini, model Jigsaw dapat menjadi
alat yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan
membantu siswa untuk mencapai potensi mereka yang penuh.
Ditulis oleh Fiktoria Dita Miranda (PE 2022 A)