Pembangunan Ekonomi dan Sektor Unggas di Indonesia

Pembangunan perekonomian di Indonesia merupakan suatu proses peningkatan pendapatan, dengan memperhatikan peningkatan pembangunan tempat untuk pemerataan pemasukan negara.Pembangunan perekonomian tentunya tidak dapat dipisahkan dari kawasan peternakan yang menjadi salah satu bagian pembangunan perekonomian Indonesia Peternakan memegang peranan berarti dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
Subsektor peternakan dinilai mempunyai potensi untuk mengembangkan perekonomian nasional sehingga menjadi subsektor penting dalam mencapai ketahanan pangan memiliki kemampuan sebagai penggerak ekonomi nasional yang paling berkembang Indonesia adalah usaha ternak unggas .Contoh hasil dari usaha ternak unggas yaitu daging ayam dan telur .
Telur adalah salah satu makanan yang mengandung protein hewani cukup tinggi yang digemari oleh segala umur .Telur memgandung gizi yang lebih seperti protein tinggi, karbohidrat, kalori, vitamin, fosfor, akan tetapi lemak yang ada didalamnya juga tinggi. Daging ayam sangat digemari oleh semua kalangan karena harga nya yang terjangkau apabila dibandingkan dengan sumber pangan asal hewani lainnya .
Presentase Konsumsi pada telur kini mengalami kenaikan , yang berarti bahwa permintaan Konsumsi telur di masyarakat Indonesia kini meningkat .Permintaan telur semakin hari semakinn tinggi akan berdampak pada kelangkaan pada telur, hal ini berdampak adanya peningkatan harga pemasaran telur. Tingkat konsumsi telur disebabkan karena kebutuhan telur menjelang puasa dan lebaran yang terus meningkat .Pada permintaan telur ayam , semakin permintaan naik maka harga semakin naik, sedangkan jika permintaan turun maka harga turun.maka dari itu saat ini harga telur melonjak karena adanya permintaan telur menjelang idul fitri semakin meningkat
Harga telur naik jelang Idul Fitri . Penyebab kenaikan harga ini adalah kenaikan harga pakan khususnya jagung yang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah .Kenaikan harga telur, terutama menjelang hari raya seperti Idul Fitri, dapat memberikan tantangan bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) di industri makanan Peningkatan ini berdampak langsung pada pelaku usaha yang sangat mengandalkan telur sebagai bahan utama, seperti toko roti dan toko kue
Kenaikan harga telur dapat memaksa perusahaan mengambil keputusan sulit, antara lain: Mengurangi margin keuntungan daripada menaikkan harga produk untuk menghindari kehilangan pelanggan akibat kenaikan harga.Selain itu, kenaikan harga telur dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti biaya pakan, volume produksi, wabah penyakit yang mempengaruhi produksi telur, dan peningkatan permintaan menjelang hari raya idul fitri .
Peningkatan harga juga dapat disebabkan oleh dinamika wilayah, dimana setiap wilayah mempunyai tingkat harga yang berbeda-beda karena pola produksi dan konsumsinya .Kenaikan harga telur menjelang Idul Fitri dan hari raya lainnya dapat menciptakan tantangan ekonomi bagi dunia usaha dan konsumen, yang berpotensi berdampak pada biaya produksi, strategi harga, dan daya beli konsumen Situasi ini menyoroti pentingnya memahami dan mengelola dampak Kenaikan harga terhadap barang-barang penting seperti telur, terutama selama periode kritis seperti hari raya idul fitri.
Kenaikan harga telur tidak hanya disebabkan oleh faktor keseimbangan harga seperti kenaikan harga pakan namun juga karena struktur bagian pasar unggas nasional yang oligopolistik di pasar input dan cenderung semakin oligopolistik di pasar. .Selain pasar luar , faktor-faktor berikut juga mempengaruhi: Produksi menurun tajam karena kurangnya produksi telur akibat wabah penyakit yang menyerang ayam .Saat yang sama .khususnya jumlah telur, berkurang signifikan, padahal jumlah ayam petelur tidak berkurang signifikan .Sejak tahun 2017 terjadi penyakit mematikan pada ayam petelur, dan pada tahun 2018 produktivitas menurun tajam
Melonjaknya harga pakan dikarenakan adanya kenaikan harga jagung yang tidak terkendali akibat kurangnya pasokan produksi dalam negeri dan kebijakan larangan impor jagung.Kelangkaan jagung tidak hanya menyebabkan harga pakan yang lebih tinggi, impor gandum yang meningkat, produksi dan kualitas telur yang lebih rendah, namun pada akhirnya juga menyebabkan kenaikan harga telur yang relatif lebih tinggi.Saat persediaan sedikit, permintaan telur meningkat karena ada acara HBKN, liburan sekolah, acara dll.Program BPNT yang dilaksanakan pemerintahan juga menyebabkan meningkatnya permintaan telur sehingga berdampak pada kenaikan harga telur
Respons pemerintah termasuk mengimpor jagung untuk menstabilkan harga pakan dan mendukung petani kecil mandiri .Kenaikan harga telur merupakan peristiwa musiman yang terkait dengan peristiwa besar seperti hari raya keagamaan, liburan sekolah, dan Piala Dunia sehingga menyebabkan peningkatan permintaan. Langkah-langkah untuk mengatasi situasi ini termasuk meningkatkan biosekuriti, meningkatkan kebersihan peternakan unggas, dan pengendalian penyakit Disarankan untuk membatasi penggunaan antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP), seiring dengan perubahan praktik pertanian seperti: Mengurangi kepadatan perumahan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar.
Ditulis oleh Elysa Shinta Nirmala (2023 B)
Referensi :
https://www.freepik.com/free-photo/money-with-calculator_8175475.htm#fromView=search&page=1&position=33&uuid=06582b1f-a24d-44c0-8860-42402fbab044