PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Salah satu model pembelajaran yang sering diterapkan oleh
tenaga pendidik dan diyakini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik yaitu model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran
discovery learning merupakan model pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu
tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Model ini dicetuskan
oleh Jerome S. Bruner yang merupakan seorang ahli psikologi perkembangan dan
ahli psikologi belajar kognitif.
Model pembelajaran ini sering dianggap sebagai model
pembelajaran yang mampu menghasilkan penemuan baru. Penemuan ini terjadi dalam
situasi penyelesaian masalah dan peserta didik memanfaatkan pengalamannya
sendiri dan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dengan pembelajaran
penemuan, peserta didik ditekankan untuk belajar mandiri, memanipulasi objek,
melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan peserta didik lain sebelum
membuat generalisasi. Selain itu, pembelajaran penemuan memberikan kesempatan secara
luas kepada peserta didik dalam mencari, menemukan, dan merumuskan
konsep-konsep dari materi pembelajaran. Bruner mengemukakan bahwa belajar
melibatkan tiga proses, yaitu: memperoleh informasi baru, transformasi
informasi, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Menurutnya, ketiga
proses tersebut berlangsung hampir bersamaan.
Model discovery learning memiliki beberapa tahapan yang
harus dicapai :
1. Pemberian rangsangan: Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning adalah dengan
pemberian rangsangan. Dalam proses belajar mengajar diperlukan rangsangan
pembelajaran untuk melatih daya ingat, kemampuan berpikir kritis hingga
keaktifan peserta didik. Pemberian rangsangan ini juga berguna dalam mengetahui
kesiapan peserta didik dalam belajar.
2. Identifikasi masalah: Tahap kedua yakni dengan
identifikasi masalah. Pada tahap ini, peserta didik dituntut untuk
mengidentifikasi masalah melalui banyak pendekatan untuk menentukan hipotesis
sementara.
3. Pengumpulan data: Tahapan selanjutnya yakni dengan
pengumpulan data. Pada tahap ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan data dan informasi sebanyak mungkin untuk mempertimbangkan
hipotesis yang dipilih.
4. Pengolahan data: Tahap keempat adalah pengolahan data.
Setelah peserta didik menemukan berbagai informasi yang relevan, ia harus
melakukan olah data melalui beberapa tafsiran untuk menemukan temuan baru.
5. Pembuktian: Tahap selanjutnya yang dapat dilakukan yakni
melalui tahap pembuktian. Pada tahap ini, memungkinkan terjadinya penyelarasan
antara hipotesis yang dipilih dengan hasil temuan yang didapatkan.
6. Menarik kesimpulan: Tahapan terakhir yang harus dilakukan
peserta didik yakni dengan menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan,
kalimat yang ditulis harus berdasarkan fakta atas informasi yang telah
dianalisis peserta didik dan temuan yang dihasilkan peserta didik.
Setelah mengetahui sintak dari model pembelajaran discovery
learning, berikut merupakan beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menerapkan
model pembelajaran tersebut.
1. Membantu peserta didik untuk meningkatkan kesiapan diri,
penguasaan kognitif, dan keterampilan.
2. Menyediakan pengetahuan mandiri agar pemahaman lebih
mudah tersimpan.
3. Memberikan motivasi dalam belajar untuk mendorong
semangat belajar yang lebih giat.
4. Memberi kesempatan bagi perkembangan sesuai kemampuan dan
keinginan masing-masing peserta didik.
5. Menguatkan rasa percaya diri dengan memusatkan
pembelajaran pada siswa melalui peran guru yang terbatas.
Kelemahan:
1. Melibatkan persyaratan kesiapan dan mental yang matang,
serta kebutuhan siswa untuk berani dan memiliki pemahaman yang baik terhadap
keinginan sekitar.
2. Penerapan pembelajaran discovery learning sulit dalam
situasi tertentu, terutama jika jumlah siswa terlalu banyak.
3. Adopsi metode baru juga bisa mengecewakan siswa dan guru
yang sudah terbiasa dengan metode pengajaran tradisional. Kritik juga muncul
terkait fokus yang berlebihan pada pemahaman tanpa memadai perkembangan sikap
dan keterampilan.
Setelah mengetahui berbagai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran discovery learning, apakah kalian tetap mau menerapkan model ini di kelas atau sebaliknya?
Ditulis Oleh Dyah Ayu Safitri (PE 2022 B)