Peran Vital Teori Ekonomi Mikro dalam Membangun Persaingan Sehat dan Mendorong Inovasi di Berbagai Pasar

Persaingan terjadi karena ada keinginan untuk mencapai keuntungan besar (Ramadhan, 2022). Persaingan sehat di pasar merupakan akar utama untuk mendorong efisiensi, inovasi, dan kesejahteraan konsumen serta produsen. Pertahanan keberlanjutan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada persaingan pasar yang sehat dan inovasi yang canggih. Pada kehidupan sehari-hari sering dijumpai pada beberapa pasar yang bersaing secara tidak sehat. Misalnya upaya jual rugi dan/atau penetapan harga yang sangat rendah oleh CONCH dalam penjualan semen PCC di Kalimantan Selatan (hukumonline.com). Penerapan berbagai strategi harga tersebut, berdampak pada peningkatan pangsa pasar CONCH secara signifikan. Hal ini mengakibatkan pasar semen tersebut semakin terkonsentrasi dan mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Dalam situasi seperti ini, peran teori ekonomi mikro sangat penting karena memberikan landasan yang kuat untuk memahami dan mengembangkan persaingan yang sehat di antara para pelaku ekonomi, yang mencakup pemerintah, konsumen, dan produsen serta untuk membangun pemahaman mekanisme pasar. Oleh karena itu, diperlukan peran teori ekonomi mikro untuk memahami dinamika pasar dan cara menjamin persaingan yang adil dan berkelanjutan melalui inovasi yang tinggi untuk bisa menghadapi persaingan pasar.
Perkembangan pesat teknologi dan globalisasi telah mengubah perspektif ekonomi dunia, mendorong negara-negara untuk bersaing untuk meningkatkan daya saing ekonomi mereka. Studi internasional menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat inovasi yang tinggi memiliki kemampuan untuk membuat produk dan layanan yang lebih canggih, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja baru (Putri et al., 2024). Untuk bisa bertahan dalam persaingan di pasar dibutuhkan peran teori ekonomi mikro dan inovasi yang tinggi. Di seluruh dunia, pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsep inovasi, yang mencakup elemen teknis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Inovasi tidak hanya menghasilkan produk, layanan, dan proses baru, tetapi juga membuka peluang untuk industri baru, yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Inovasi secara umum didefinisikan sebagai penciptaan dan implementasi ide, produk, dan layanan baru yang menambah nilai ekonomi (Ardiyansyah & Abadi, 2023).
Pada teori ekonomi mikro memberikan penjelasan tentang bagaimana interaksi antara permintaan dan penawaran menghasilkan keseimbangan antara harga dan kuantitas. Dengan pemahaman ini, para pelaku ekonomi dapat membuat keputusan yang rasional dan efektif saat menetapkan harga atas barang dan jasa yang mereka tawarkan. Mereka juga dapat memahami bagaimana harga mempengaruhi tingkat persaingan. Secara umum kita mengetahui bahwa harga pasar atau equilibrium terbentuk dari perpotongan kurva penawaran dan permintaan (Ifthor et al., 2022). Namun, teori ekonomi mikro tidak hanya membahas terbentuknya harga, teori ini juga membahas konsep seperti efisiensi pasar, keuntungan produsen, elastisitas harga, dan berbagai bentuk pasar, termasuk pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.
Pada pasar persaingan sempurna barang yang dijual adalah homogen (sama), produsen sebagai price taker (Imronah, 2022). Pemerintah tidak ikut campur dalam pembentukan harga, yang menentukan harga yaitu mekanisme pasar (kesepakatan penjual dan pembeli) dan mudahnya informasi tentang harga menyebabkan produsen untuk memproduksi barang dengan biaya seminimal mungkin untuk bisa bersaing dengan penjual lainnya. Karena sebelum membeli suatu produk, pembeli biasanya membandingkan terlebih dahulu dengan mendatangi berbagai toko untuk mencari harga yang lebih murah. Namun dalam pasar persaingan sempurna efisiensi nya sangat tinggi dan mudah untuk membangun persaingan yang sehat. Dikatakan efisiensinya tinggi, karena beberapa faktor, yaitu: Pertama, produsen sebagai price taker, pembentukan harga diperoleh dari kesepakatan penjual dan pembeli, tidak ada campur tangan pemerintah untuk melarang masuknya pemain baru. Kedua, di pasar persaingan sempurna, baik penjual maupun pembeli memiliki keadaan yang sama, yang menjamin bahwa mereka semua memiliki informasi yang sama tentang keadaan pasar yang menghasilkan transaksi yang efisien. Selain itu, dalam pasar persaingan sempurna, biaya produksi paling rendah karena pemilik barang sendiri yang menentukan harga dan barang yang ditawarkan homogen, yang menjamin bahwa semua barang diperjualbelikan dengan harga yang sama (Mukaromah & Wijaya, 2020). Sehingga persaingan secara sehat dapat mudah terjadi dalam pasar ini. Jika melakukan inovasi maka penjual/ perusahaan lain juga akan mengikuti.
Berbeda dengan pasar persaingan tidak sempurna, seperti pasar monopoli, monopolistik dan oligopoli. Pada pasar monopoli tidak ada pesaing karena hanya ada satu produsen yang berperan sebagai price maker, jumlah pembelinya banyak, barang yang dijual tidak ada penggantinya, sulit memasuki pasar dan tidak terlalu butuh iklan untuk mempromosikan produknya (Firdaus, 2023). Namun tidak dipungkiri, meskipun hanya ada satu penjual akan tetap terjadi persaingan, yaitu persaingan pembeli yang tidak sehat dalam membeli produk monopoli. Misalnya, pada saat terjadi kenaikan harga BBM, ada beberapa warga yang membeli dengan jumlah banyak dan menjualnya lagi dengan harga yang lebih tinggi. Tentunya hal tersebut tidak baik, karena akan menimbulkan kerugian pada banyak orang dan hanya menguntungkan pada dirinya. Inovasi dalam pasar monopoli juga diperlukan namun tidak signifikan seperti pada pasar lainnya.
Pada pasar monopolistik, jumlah perusahaannya banyak, produsen sebagai price maker, hambatan masuk pasar terbatas, produknya homogen/terdiferensiasi dan sangat berpengaruh iklan dan promosi. Dalam jangka panjang jumlah pembeli semakin banyak dengan iklan yang terus ada. Contoh pasar monopolistik yaitu pasar kosmetik Pada pasar ini persaingan terjadi bukan dengan harga barang atau jasa, tetapi dengan mengembangkan produk baru yang membuat pelanggan setia (Siskawati et al., 2023). Inovasi memiliki peran penting pada pasar ini karena banyaknya persaingan. Menurut Tambunan, daya saing suatu bisnis dapat dipengaruhi oleh sejumlah elemen. Ini termasuk keterampilan pengusaha, tingkat pendidikan dan keahlian karyawan, modal yang tersedia, sistem manajemen dan organisasi yang efektif yang memenuhi kebutuhan bisnis, teknologi yang tersedia, informasi yang tersedia, dan sumber daya lain seperti bahan baku dan energi (Edji & Nasution, 2023). Karena pesaing yang banyak, terkadang produsen yang rela jual murah setelah itu jika sudah laku banyak maka produsen akan menjualnya dengan harga tinggi.
Berbeda dengan pasar oligopoli, jumlah perusahaannya sedikit dan ada perusahaan dominan yang berperan sebagai price leader. Untuk memasuki pasar sulit karena dibutuhkan modal yang besar dan inovasi yang tinggi. Persaingan pasar oligopoli sangat ketat, semakin terkenal suatu item, semakin banyak pesaing (Marlena & Eni Widhajati, 2021). Pada pasar oligopoli terdapat kekakuan harga (price rigidity) karena jika satu perusahaan menurunkan harga maka perusahaan lain akan mengikutinya. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan pembeli. Dengan hal ini maka pembeli diuntungkan. Namun jika Perusahaan melakukan kesepakatan harga dengan perusahaan lain serupa untuk menaikkan harga, maka tidak akan terjadi price rigidity. Contoh pasar oligopoli yaitu pasar mobil, sepeda motor, telekomunikasi dll. Semua pasar tersebut membutuhkan modal yang besar untuk keberlangsungannya dan inovasi yang tinggi sangat diperlukan. Manfaat inovasi pada pasar oligopoli antara lain: 1. Meningkatkan efisiensi: karena dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi dengan melakukan inovasi dalam proses dan teknologi produksi. 2. Meningkatkan kualitas produk: Inovasi produk membuat produk yang lebih baik dan lebih menarik bagi pelanggan. 3. Mengurangi hambatan: perusahaan oligopoli dapat mengatasi tantangan yang sering terjadi, seperti tantangan logistik dan pemasaran, karena inovasi dalam proses produksi dan teknologi. 4. Membantu kemajuan teknologi: pemerintah dapat menetapkan undang-undang monopoli yang menghambat kemajuan teknologi baru, seperti memungkinkan pesaing mengakses pasar. 6. Meningkatkan keuntungan: Inovasi dapat membantu meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang dengan membuat produk yang lebih baik dan unik.
Teori ekonomi mikro memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana persaingan yang sehat dapat dibangun dan dipelihara. Berikut penerapan teori ekonomi mikro yang bisa dilakukan untuk membangun persaingan sehat, antara lain: 1. Regulasi Pasar: Menurut teori ekonomi mikro, pemerintah dapat memastikan persaingan yang sehat dengan membuat regulasi yang tepat. Ini dapat mencakup melindungi konsumen dari praktik monopoli atau oligopoli yang merugikan, dan memastikan bahwa aturan anti-persaingan yang adil dipatuhi. 2. Keterbukaan Pasar: Menurut teori ekonomi mikro, akses pasar yang setara dan adil harus dimiliki oleh semua produsen dan konsumen. Keterbukaan pasar mengurangi hambatan masuk dan mengurangi peluang untuk diskriminasi atau manipulasi pasar. 3. Transparansi Informasi: Adanya transparansi informasi yang cukup penting untuk persaingan yang efektif. Dengan demikian, pelanggan dapat membuat pilihan yang lebih bijak dan produsen dapat memperbaiki strategi mereka. Teori ekonomi mikro menekankan bahwa informasi yang akurat dan mudah dipahami oleh semua pihak di pasar. 4. Insentif Ekonomi: Teori ekonomi mikro mendukung gagasan tentang insentif ekonomi. Pasar dapat mendorong produksi dan konsumsi barang dan jasa yang lebih efisien dan bermanfaat dengan memberikan insentif yang tepat kepada produsen dan konsumen.
Dalam mengembangkan persaingan sehat di pasar, teori ekonomi mikro memainkan peran yang signifikan. Persaingan sehat di pasar dapat mendorong efisiensi, inovasi, dan kesejahteraan konsumen serta produsen. Untuk bisa bertahan dalam persaingan di pasar dibutuhkan peran teori ekonomi mikro dan inovasi yang tinggi. Pada teori ekonomi mikro tidak hanya membahas terbentuknya harga, teori ini juga membahas konsep seperti efisiensi pasar, keuntungan produsen, elastisitas harga, dan berbagai bentuk pasar, termasuk pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pada pasar persaingan sempurna terjadi efisiensi sangat tinggi dan inovasi juga tetap dibutuhkan. Pada pasar monopoli, inovasi tidak dibutuhkan secara signifikan sedangkan pada pasar monopolistik dan oligopoli inovasi dan peranan iklan sangat dibutuhkan.
Penerapan teori ekonomi mikro untuk membentuk persaingan sehat antara lain dengan regulasi pasar, keterbukaan pasar, transparansi informasi dan intensif ekonomi. Dengan menerapkan konsep-konsep ini secara bijaksana, masyarakat dapat membangun ekosistem ekonomi yang lebih dinamis, efisien, dan berdaya saing. Persaingan yang sehat memberikan masyarakat akses terhadap produk berkualitas, harga kompetitif, dan inovasi berkelanjutan. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan teori ekonomi mikro adalah kunci untuk membangun perekonomian berkelanjutan dengan persaingan yang sehat.
Ditulis oleh Putri Rahmania Jayanti (PE 2023 B)
Referensi :
Ardiyansyah, M., & Abadi, M. T. (2023). Pengaruh Kualitas Layanan, Persepsi Harga, dan Word of Mouth terhadap Minat Beli Ulang dengan Kepuasan Konsumen Muslim sebagai Pemediasi. Journal of Business & Applied Management, 16(1), 79–90. https://doi.org/10.30813/jbam.v16i1.4236
Edji, S. N., & Nasution, M. R. Z. (2023). Peran Media Sosial Dalam Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Ekonomi Islam, 9(2), 176–185. https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/studiaeconomica/article/view/19702/8070
Firdaus, R. A. (2023). Praktik Pada Pasar Monopoli dan Monopsoni. Diversity: Jurnal Ilmiah Pascasarjana, 3(1), 34–45. https://doi.org/10.32832/djip-uika.v3i1.9437
Ifthor, Mahmudi, & Linawati. (2022). Keseimbangan Harga (Market Equilibrium) Perspektif Islam. 03(1), 366–380. https://doi.org/https://doi.org/10.32806/ivi.v3i1.105
Imronah, A. (2022). STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN HARGA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (Tinjauan Ekonomi Islam). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 01(01), 26–35. https://doi.org/https://doi.org/10.57210/j-ebi.v1i01.116
Marlena, & Eni Widhajati. (2021). Pelatihan“Tehnik Demo Tool SHOPEE Auto Follow-Exrush.com dan Teknik Iklan Berbayar.” Janita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 9–13. https://doi.org/10.36563/pengabdian.v1i2.339
Mukaromah, N. F., & Wijaya, T. (2020). Pasar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam. PROFIT: Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 4(2), 1–16. https://doi.org/10.33650/profit.v4i2.1621
Putri, H. H., Abbas, M. K. S., Hadidah, S. A. N., & Abadi, M. T. (2024). Strategi Inovatif Pemerintah dalam Meningkatkan Daya Saing Nasional dan Mencapai Keseimbangan Pasar yang Berkelanjutan. Journal Sains Student Reasearch, 2(1). https://doi.org/https://doi.org/10.61722/jssr.v2i1.631
Ramadhan, V. J. O. (2022). Konflik Pasar Monopoli terhadap Pelaku Usaha. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4, 4925–4933. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9047
Siskawati, N., Maharani, N. R., & Dandi, R. (2023). Sosialisasi Pendekatan Secara Langsung Kepada Produsen Di Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 2183–2189. https://doi.org/https://doi.org/10.31949/jb.v4i3.5949
https://www.freepik.com/free-photo/person-using-tablet_25436499.htm#fromView=search&page=1&position=15&uuid=c9572bbf-23e2-4a3b-844e-3c6f84423d6c