PERKEMBANGAN FINTECH DAN DAMPAKNYA PADA SEKTOR EKONOMI

Perkembangan FinTech
Fintech (Financial Technology)
merupakan pemanfaatan teknologi secara maksimal guna meningkatkan layanan
terhadap jasa keuangan. Di Indonesia, fintech mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat, baik itu di kalangan remaja, dewasa, bahkan lansia. Munculnya fintech
ini juga salah satunya dilatarbelakangi oleh munculnya perusahaan-perusahaan
baru yang memanfaatkan teknologi. Biasanya, perusahaan baru tersebut disebut
dengan perusahaan rintisan alias startup. Menyinggung kata startup, startup
terdiri atas 2 jenis yakni perusahaan atau startup yang menyediakan platform
jual beli dan perusahaan yang melakukan inovasi di bidang jasa keuangan dengan
memanfaatkan teknologi canggih yang ada. Jadi, melihat sedikit pembahasan yang
ada, fintech merupakan kategori startup yang memiliki ranah dalam hal keuangan.
Selain hal di atas, awal
munculnya FinTech dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial yang tidak dapat
diatasi industri keuangan seperti pembatasan industri keuangan perbankan di
suatu wilayah, serta peraturan yang terlalu ketat. Di Indonesia banyak sekali
jenis FinTech. Namun, salah satu jenis FinTech yang sedang populer dan sering
digunakan adalah digital payment system atau sering disebut dengan E-Wallet.
Maka dari itu kehadiran FinTech diharapkan dapat membantu masyarakat yang
berada di wilayah jauh dari kota dapat mengakses layanan keuangan digital
dengan mudah.
Awal munculnya fintech di
Indonesia dibagi menjadi 3 tahap, yakni:
Awal mula fintech pada tahun
1886, pada tahun tersebut merupakan pertama kalinya dipasang kabel telegraf.
Kabel tersebut memungkinkan terjadinya globalisasi sejak tahun 1866-1913. Lima
tahun setelahnya, tahun 1918, muncul pengiriman uang elektronik yang bernama
Fedwire dan pada tahun 1950-an disusul adanya perubahan besar pengiriman uang
dengan munculnya kartu kredit.
Pada periode ini terjadi pada
tahun 1967 ditandai dengan adanya anjungan tunai mandiri (ATM). Pada periode
ini juga dengan perkembangan internet yang memberikan output mulai muncul
banyak layanan internet banking. Era ini berhenti saat terjadi krisis ekonomi
2008.
Fintech 3.0
Pada era 3.0 ini akibat
terjadinya krisis ekonomi 2008, banyak orang yang tidak percaya dengan adanya
perbankan tradisional. Hal ini dimanfaatkan oleh banyak startup jasa layanan
keuangan dengan menawarkan jasa pembayaran online, pinjaman online, dan lain-lain.
Era 3.0 ini awal periode munculnya pada tahun 2009 dengan munculnya Bitcoin
sebagai alternatif investasi. Era ini juga didorong oleh munculnya ponsel
pintar yang memungkinkan penggunaan mobile banking di awal dekade 2000-an.
Tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
jauh.
Perkembangan FinTech juga terus
berkembang dari tahun ke tahun. Bersumber pada World Bank yang awalnya 7% di
tahun 2007, berkembang menjadi 20% di tahun 2011, kemudian meningkat menjadi
36% di tahun 2014, dan pada tahun 2017 kemarin sudah menginjak angka 78% atau
tercatat 135-140 perusahaan, dengan total nilai transaksi FinTech di Indonesia
pada tahun 2017 tersebut diperkirakan mencapai Rp 202,77 Triliun.
Dampak FinTech Pada Perekonomian di Indonesia
Dalam kajian Institute for
Development of Economics and Finance (Indef) dengan Asosiasi Fintech Indonesia
(Aftech) menjelaskan bahwa perkembangan FinTech di Indonesia mampu meningkatkan
Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara ekonomi Indef lainnya mengatakan bahwa
sisi dunia usaha, kompensasi tenaga kerja baik berbentuk gaji dan upah mampu
meningkat sebesar Rp 4,56 triliun dengan sektor yang mengalami kenaikan salah
satunya sektor keuangan.
Kemudian dampak apa saja yang ditimbulkan oleh adanya perkembangan FinTech terhadap sektor ekonomi?
1. Aksebilitas Keuangan
Dampak keuangan digital dapat meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan kepada masyarakat yang awalnya masih menggunakan sistem tradisional.
2. Efisiensi Transaksi
Pemanfaatan teknologi digunakan untuk mempercepat proses transaksi dan mengurangi biaya operasional.
3. Inklusi Keuangan
Perkembangan keuangan digital dapat mendorong inklusi keuangan dengan memberikan akses kepada individu maupun dunia usaha yang semula belum mempunyai akses terhadap sistem keuangan formal.
4. Meningkatkan Produktivitas
Bisnis
Produktivitas bisnis dapat meningkat dengan menerapkan keuangan digital untuk pengelolaan keuangan, pembayaran, maupun analisis data.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan ini dapat ikut berkontribusi dalam mendorong kegiatan usaha dan investasi pada sektor ekonomi.
6. Pembangunan Infrastruktur
Keuangan
Seiring berjalannya waktu, keuangan digital dapat mendorong pengembangan
infrastruktur keuangan yang lebih modern dan efisien.
Mengingat pesatnya perkembangan
dunia keuangan digital, perubahan ini akan memberikan dampak yang signifikan
terhadap seluruh sektor perekonomian. Pengenalan teknologi keuangan dapat
mempercepat akses terhadap layanan dan mengurangi biaya operasional. Namun,
penting untuk diingat bahwa tantangan seperti keamanan dan ketidaksetaraan
akses masih perlu diatasi.
Kolaborasi juga perlu dilakukan
antara regulator, dunia usaha, dan konsumen, karena hal tersebut dapat menjadi
kunci dalam membangun ekosistem keuangan digital yang berkelanjutan, serta
memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mengingat pesatnya perkembangan
dunia keuangan digital, perubahan ini akan memberikan dampak yang signifikan
terhadap seluruh sektor perekonomian, Pengenalan teknologi keuangan dapat t
mempercepat dapat mempercepat akses terhadap layanan dan mengurangi biaya
operasional. Namun, penting untuk diingat bahwa tantangan seperti keamanan dan
ketidaksetaraan akses masih perlu diatasi.
Ditulis oleh Della Risqi Ayuningtyas (PE 2022 B)