PERTAMINA, PARA PESAING DAN PILIHAN KONSUMEN: MENELISIK PERGESERAN PASAR MONOPOLI KE PASAR OLIGOPOLI

Pasar adalah tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual dan beli. Fungsi pasar ialah sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual (yang mempunyai barang dan menginginkan uang) dengan pembeli (yang mempunyai uang dan menginginkan barang). Pasar terbagi menjadi beberapa bagian. Dua diantaranya adalah pasar monopoli dan pasar oligopoli. Pengertian monopoli berdasarkan UU anti monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Ciri dari pasar monopoli yaitu:
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk kedalam industry.
4. Dapat memengaruhi penentuan harga.
5. Promosi iklan kurang diperlukan.
Dan contoh dari pasar monopoli adalah PLN, PAM, TELKOM, dan PT KAI. Hal ini terjadi karena output seluruh industri diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan saja.
Pasar oligopoli yaitu pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa perusahaan yang mempunyai ukuran dan model yang relatif besar, barang yang dihasilkan bersifat berbeda corak seperti produksi mobil atau barang serupa seperti perusahaan perminyakan. Ciri dari pasar oligopoli yaitu:
1. Menghasilkan barang standar atau berbeda corak.
2. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah ada kalanya sangat tanguh.
3. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan.
PT. Pertamina (Persero) yaitu perusahaan perminyakan dan perusahaan ini termasuk di BUMN. PT Pertamina adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam produksi hasil dari minyak bumi terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan produksi PT. Pertamina setiap tahunnya perusahaan ini memproduksi 337.000 Barel/Hari, sehingga dalam hal tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang harus mencukupi dalam mengejar target produksi setiap harinya. Perusahaan ini tergolong perusahaan monopoli karena perusahaan ini sudah memenuhi ciri ciri yang ada pada pasar monopoli.
Namun, munculnya perusahaan perminyakan dan dalam output sollar sudah banyak ditemukan seperti:
1. SHELL : Perusahaan multinasional asal Belanda ini memiliki jaringan SPBU yang cukup luas di Indonesia. Shell menawarkan berbagai jenis BBM, termasuk solar.
2. VIVO : Perusahaan asal Swiss ini baru-baru ini memasuki pasar BBM Indonesia dan memiliki beberapa SPBU yang menjual solar.\
Hal ini membuat perusahaan pertamina tidak lagi menjadi perusahaan yang monopoli, namun terpenuhinya ciri ciri pasar oligopoli. Namun, perusahaan ini masih bisa mengendalikan pasar. Dan banyak beberapa faktor lain dari pergeseran monopoli menjadi oligopoli yaitu perubahan regulasi, liberasi pasar, dan investasi. Menurut Peter dan Olson, perilaku brand switch merupakan perilaku yang mempresentasikan perpindahan loyalitas konsumen ke produk lain namun masih pada satu kategori produk yang sama. Dan Faktor ekstrinsik adalah kualitas produk, harga, munculnya produk baru, promosi, dan distribusi. Sedangkan faktor intrinsik adalah ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi.
Namun, pada hasil akhirnya data menunjukkan bahwa pada indikator pertama yaitu keterjangkauan harga, dan data menyatakan bahwa harga SPBU Pertamina relatif lebih terjangkau dan murah dibandingksn harga produk non-SPBU Pertamina (SPBU Shell, Vivo, dan BP-AKR). Dan kesimpulan mengenai pilihan konsumen yaitu kesesuaian harga dengan manfaat produk, menurut data masyararakat juga menyetujui bahwa harga produk SPBU Pertamina sesuai dengan manfaat produk yang didapatkan. Selain itu, berdasarkan informasi langsung dari masyarakat mereka menyatakan bahwa harga produk non-SPBU Pertamina (SPBU Shell, SPBU Vivo, dan BP-AKR) lebih mahal dibandingkan harga produk SPBU Pertamina sehingga mereka memutuskan akan tetap kembali ke produk SPBU Pertamina karena harganya yang lebih terjangkau meskipun sebelumnya mereka sudah merasakan bahwa kualitas produk SPBU non-Pertamina lebih tahan lama dibandingkan produk SPBU Pertamina.
Ditulis oleh Rizqi Auliya Rahmah (PE 2024 I)
Referensi :
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 33.
Wijaya, T. (2020). Pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna dalam perspektif islam. PROFIT: Jurnal Kajian Ekonomi dan Perbankan Syariah, 4(2), 1-16.
Andhana, M. R., & Prastawa, H. (2019). Analisis produktivitas pekerja dengan metode work sampling pada filling shed i produk premium pt. Pertamina Tbbm Semarang Group. Industrial Engineering Online Journal, 7(4).
Rahma, S., Nuraeni, N. S., & Harjawati, T. (2024, July). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Brand Switch Pada Konsumen SPBU Pertamina (Studi Kasus: Pada Mahasiswa Kampus PPG UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Vol. 1, No. 1, pp. 94-106).