Perkembangan Metode Pembelajaran Hybrid Learning: Menguntungkan atau Merugikan?

Selamat datang di website kami yang membahas perkembangan
metode pembelajaran Hybrid Learning pasca pandemi COVID-19! Seiring dengan
perubahan yang diakibatkan oleh pandemi, pendekatan pembelajaran Hybrid telah
menjadi pilihan utama bagi banyak lembaga pendidikan di seluruh dunia. Namun,
seberapa menguntungkan atau merugikannya pendekatan ini dalam konteks pasca
pandemi? Mari kita telaah bersama.
Definisi Hybrid Learning
Hybrid Learning merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan pertemuan tatap muka dan daring dengan memanfaatkan teknologi sebagai pendukung utama. Istilah ini seringkali dianggap sama dengan Blended Learning. Padahal, keduanya merupakan metode pembelajaran yang berbeda. Pada Hybrid Learning, guru memberikan pelajaran yang sama di jam yang sama pada kelompok peserta didik yang berbeda. Misalnya, peserta didik di sebuah kelas akan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mempelajari Matematika mulai pukul 08.00 secara tatap muka. Sedangkan, kelompok kedua melaksanakan pembelajaran daring dari rumah mulai pukul 08.00 pula. Biasanya, mereka menyaksikan pemaparan guru di kelas melalui aplikasi berbasis video, seperti Zoom atau Google Meet. Sementara itu, metode blended learning, guru memberikan pembelajaran tatap muka dan daring secara bersamaan. Misalnya, guru memaparkan materi Matematika kepada semua peserta didik di kelas secara tatap muka. Sepulang sekolah, guru menugaskan peserta didik melalui media pembelajaran online.
Keuntungan Pembelajaran Hybrid Pasca Pandemi
1. Fleksibilitas Belajar: Pembelajaran Hybrid memungkinkan
siswa untuk belajar secara fleksibel, baik dari rumah maupun di kelas, sesuai
dengan kebutuhan dan preferensi individu mereka.
2. Kontinuitas Pembelajaran: Dengan pendekatan ini,
pembelajaran dapat terus berlanjut bahkan jika terjadi gangguan atau penutupan
sekolah karena situasi darurat seperti pandemi.
3. Adaptasi Terhadap Perubahan: Metode pembelajaran Hybrid
mempersiapkan siswa untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa
depan, baik itu terkait dengan teknologi atau kondisi lingkungan.
Tantangan Pembelajaran Hybrid Pasca Pandemi
1. Ketidaksetaraan Akses: Ada risiko bahwa pembelajaran
Hybrid dapat memperkuat ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan, terutama
bagi siswa yang tidak memiliki akses yang memadai ke perangkat teknologi atau
koneksi internet yang stabil.
2. Peran Guru yang Berubah: Guru harus beradaptasi dengan
peran yang berubah dalam pembelajaran Hybrid, termasuk memanfaatkan teknologi
secara efektif dan memastikan keterlibatan siswa baik di kelas maupun secara
daring.
3. Tantangan Teknis: Masalah teknis seperti gangguan
jaringan atau masalah perangkat dapat menghambat pengalaman pembelajaran siswa.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ini, kita dapat mengevaluasi apakah pembelajaran Hybrid pasca pandemi COVID-19 benar-benar menguntungkan atau merugikan dalam upaya memperbaiki sistem pendidikan kita. Mari kita terus berdiskusi dan menjelajahi solusi yang dapat memaksimalkan manfaat dari pendekatan ini sambil mengatasi tantangan yang ada. Terima kasih telah bergabung dengan kami dalam perjalanan ini!
Ditulis oleh Mei Kusuma Ningrum (PE 2022 B)