Preferensi dan Permintaan Masyarakat terhadap Produk-Produk Bank Syariah

Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang mempunyai dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Bank adalah suatu institusi, tempat orang mengumpulkan dan meminjamkan uang. Bank telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat seiring berjalannya waktu, dan bank memiliki kelemahan dalam mencoba menyelesaikan masalah keuangan masyarakat. Sisi negatifnya, didirikan sistem riba yang sering disebut riba. Bank tradisional bercirikan bunga atau riba, namun dalam keadaan ekstrim juga dapat dianggap sebagai sistem perbankan kapitalis.Nasabah direpotkan dengan sistem bunga atau riba yang dianggap terlalu menguntungkan bagi bank, terutama bank operasional. Sebagai kreditor, sekalipun kondisi nasabah melemah, riba menzalimi nasabah.Menurut Sudarson, bank syariah pada hakikatnya adalah lembaga keuangan yang bergerak di bidang pembiayaan dan lalu lintas pembayaran lainnya serta pengedaran uang, yang kegiatannya berlandaskan syariah. prinsipal tidak memerlukan atau membayar bunga dari klien untuk aktivitas mereka. Contoh bank syariah antara lain Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, Permata Syariah dan lain-lain.
Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu bank dan non bank. Lembaga keuangan perbankan atau lembaga keuangan yang disebut bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan terlengkap. Selain penyaluran uang atau pinjaman (kredit), tujuan upaya keuangan juga untuk menghimpun dana dalam bentuk tabungan secara lebih luas. Perusahaan perbankan lain kemudian menyediakan layanan keuangan yang mendukung dan memfasilitasi pemberian pinjaman melalui penggalangan dana. Sebaliknya lembaga keuangan atau dana non bank lebih terfokus pada satu bidang yaitu penyaluran atau pengumpulan uang, meskipun biasanya lembaga keuangan non bank melakukan keduanya. Bank memiliki keunggulan dibandingkan lembaga lain karena menawarkan layanan yang komprehensif.
Lembaga keuangan tradisional dipandang memihak atau merugikan pihak lain dalam hubungan yang tidak pantas, gagal melindungi kelompok rentan, dan dibangun di atas sistem yang rapuh. Pandangan ini tidaklah berlebihan, karena harus diakui bahwa meskipun perkembangannya pesat, lembaga keuangan tradisional dapat disebut sebagai “bangunan keropos”. Banyak kelemahannya, apalagi sebagai umat Islam kita harus berani mengatakan bahwa lembaga keuangan tradisional mencakup sistem nasional di mana semua keuntungan/kepentingan yang diperbolehkan dibatasi.
Lembaga keuangan syariah mampu mengatasi segala kelemahan lembaga keuangan konvensional karena dianggap lebih cerdas, adil dan patuh terhadap segala kondisi sosial. Selain itu, ada alasan mendasar lainnya yaitu larangan Islam terhadap riba atau pinjam-meminjam dan larangan berinvestasi pada usaha yang haram, dimana sistem tradisional tidak menjamin hak-hak tersebut. Meski banyak yang menganggap masyarakat Indonesia lambat dalam memahami kebaikan sistem lembaga keuangan syariah, namun bagi perekonomian Indonesia masih menjadi angin segar untuk memahami perbaikan perekonomian negara dan munculnya hukum syariah. lembaga keuangan. sebagai cara terbaik untuk mengembangkan masyarakat Indonesia yang dinamis di bidang ekonomi dan keuangan..
Bank syariah mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan bank konvensional yaitu:
1. Terdapat hubungan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabah sehingga timbul rasa kebersamaan menghadapi risiko bisnis dan berbagi keuntungan secara adil dan merata.
2. Dengan ketaqwaan beragama, seluruh pihak yang terlibat dalam perbankan syariah berusaha mengikuti ajaran agamanya agar hasil yang dicapai diyakini membawa keberkahan.
3. Terdapat pengaturan keuangan (Al-mudharabah dan Al musyarakah) yang tidak membebani nasabah dengan kewajiban membayar biaya tetap sejak awal. Ini memberi klien fleksibilitas fisik yang dibutuhkan untuk bekerja dengan tenang dan serius.
4. Dengan menerapkan sistem bagi hasil dan bukan bunga, nasabah tidak akan didiskriminasi berdasarkan kemampuan finansialnya, sehingga memperluas jangkauan perbankan syariah.
5. Berkat sistem pembagian keuntungan, para deposan diperingatkan terlebih dahulu tentang keadaan banknya, yang dapat mendeteksi kenaikan dan penurunan jumlah pembagian keuntungan setiap saat.
6. Terdapat pengaturan keuangan untuk pembelian barang modal dan peralatan produksi (Al-murabahah dan Al-bai bitsaman ajil) yang mengutamakan kelangsungan usaha dibandingkan agunan sehingga setiap orang, baik wiraswasta maupun bukan, memiliki banyak pilihan.
7. Dengan diberlakukannya sistem bagi hasil, inflasi kosh push yang disebabkan oleh sistem bunga bank akan hilang sama sekali. Dengan cara ini, bank syariah dapat menjadi pendukung kebijakan moneter yang andal.
8. Pemberlakuan sistem bagi hasil dan ditinggalkannya sistem bunga akan menjadikan bank syariah lebih mandiri dari fluktuasi nilai tukar baik di dalam maupun luar negeri.
9. Dengan diperkenalkannya sistem bagi hasil, persaingan antar bank syariah menjadi adil dan ditentukan oleh keberhasilan dalam pengembangan klien profesional terbaik di industri jasa.
10. Akad asuransi kredit (Al-qardul hasan) berlaku, yang tidak membebankan biaya apa pun kepada klien selain yang terkait dengan penggunaan pribadi, seperti bea materai, biaya notaris, dan studi kelayakan. Dana penataan ini bersumber dari zakat, infaq, shodaqoh dan penghimpunan ramah zakat yang masih berada di bank menunggu penyaluran ke pihak yang berwenang.
Preferensi masyarakat dalam menggunakan produk bank syariah, preferensi konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama faktor budaya yang paling berperan dalam keinginan dan perilaku masyarakat. Faktor budaya terbagi menjadi dua bagian, yaitu subkultur dan kelas sosial. Kedua, faktor sosial adalah sekumpulan orang yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam aktivitas sehari-hari. Faktor sosial tersebut terdiri dari kelompok referensi dan keluarga. Ketiga, faktor pribadi merupakan kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya ketika menentukan pilihan dan kemudian melaksanakannya. Faktor pribadi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu usia dan gaya hidup. Faktor psikologis yang keempat adalah motivasi yang dimiliki setiap orang dalam memilih produk yang ingin digunakan. Persepsi merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen..