ROLE PLAY: MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

Model pembelajaran bermain peran
(Role Play) merupakan salah satu model pembelajaran sosial, yaitu suatu model
pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada
dalam materi atau peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana
(Taringan, 2016).
Model pembelajaran bermain peran dipelopori oleh George Shaftel dengan asumsi bahwa bermain peran dapat mendorong siswa dalam mengekspresikan perasaan serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis pada situasi permasalahan kehidupan nyata atau mengungkap masalah kehidupan (Jaspar Jas, Said Suhil Achmad, 2020). Menurut Rahmawati & Puspasari (2020) metode pembelajaran Role Playing atau bermain peran merupakan metode yang dalam proses menerapkannya mampu menghadirkan peran dari kehidupan sehari-hari yang sengaja dipentaskan di suatu kelas maupun pertemuan.
Terdapat langkah-langkah atau
sintaks dalam penerapan model pembelajaran bermain peran Role Playing adalah:
a. Persiapan atau pemanasan
- Guru memperkenalkan permasalahan yang disadari dan dapat dipelajari
dan perlu dikuasai. Permasalahan tersebut dapat dari imajinasi siswa atau
konsep guru. Guru dapat menyiapkan cerita untuk dibaca peserta didik dan
diberhentikan ketika telah ditemukan permasalahannya.
b. Memilih pemain (partisipan)
- Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan
siapa yang akan memainkannya. Dalam pemilihan pemain, guru dapat memilih siswa
yang sesuai atau siswa yang mengajukan diri sendiri.
c. Menata panggung (ruang kelas)
- Guru mendiskusikan dengan siswa di mana dan bagaimana peran itu akan
dimainkan serta apa saja kebutuhan yang diperlukan.
d. Menyiapkan pengamat (observer)
- Guru menunjuk siswa sebagai pengamat. Namun demikian penting untuk
dicatat bahwa pengamat di sini juga harus terlibat aktif dalam permainan peran.
e. Memainkan peran
- Permainan peran dilaksanakan secara spontan dan alami. Pada awalnya,
akan banyak siswa yang kebingungan memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai
dengan peran yang seharusnya dilakukan. Jika permainan sudah terlalu jauh
keluar dari peran, maka guru dapat menghentikan dan segera masuk ke tahap
berikutnya.
f. Diskusi dan Evaluasi
- Guru bersama dengan siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan
evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Akan muncul perbaikan dalam
skenario cerita atau bahkan pergantian pemain.
g. Bermain Peran Ulang
- Permainan peran ulang dilakukan sesuai dengan arah alur cerita dan
seharusnya dapat berjalan secara lebih baik. Pemain dapat bermain peran sesuai
skenario.
h. Diskusi dan Evaluasi Kedua
- Diskusi evaluasi kedua dilakukan untuk membahas realitas pemain dalam
memainkan peran apakah sesuai skenario tetapi menggunakan kata atau satuan
hitung yang kurang masuk akal dengan dunia nyata berdasarkan masalah di
lingkungan sekitar.
i. Berbagi Pengalaman dan
Kesimpulan
- Siswa berbagi pengalaman tentang masalah yang diangkat dalam permainan
dan membagikan cerita tersebut kepada teman-teman kelas. Siswa saling bertukar
pikiran tentang kesimpulan permainan yang telah dilakukan.
Kelebihan Role Playing
Model pembelajaran role playing
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a. Menyediakan pengalaman belajar
baru dan menarik sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dan senang dalam
mengikuti proses pembelajaran.
b. Memiliki kesan pembelajaran
yang kuat dan tahan lama dalam ingatan sehingga dapat membantu siswa mengingat
materi yang dipelajari lebih lama.
c. Melatih siswa untuk mengasah
diri sendiri dalam mengembangkan kemampuan kreatif, komunikatif, dan strategi
dalam mengatasi masalah.
d. Membentuk suasana baru serta
meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Kelemahan Role Playing
a. Menghabiskan banyak waktu
pembelajaran.
b. Masalah keberanian siswa di
depan kelas.
c. Siswa yang tidak dapat
memerankan pemain karena karakter yang tertutup.
Ditulis oleh Arsharil Novan S (PE
2022 B)
Sumber:
Rahmawati, A. P., &
Puspasari, D. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Administrasi Humas dan
Keprotokolan di SMKN Mojoagung. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP), 8(2), 227–240. https://doi.org/10.26740/jpap.v8n2.p227-240