Tanah sebagai Sumber Daya Ekonomi: Peran dan Tantangannya dalam Keberlanjutan Pertanian

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peran krusial dalam berbagai aspek ekonomi, terutama dalam sektor pertanian, industri, dan pembangunan infrastruktur. Sebagai faktor utama dalam produksi pangan dan berbagai komoditas lainnya, tanah memiliki nilai ekonomi yang signifikan dan berkontribusi besar terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun, pemanfaatan tanah yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan menurunkan produktivitas jangka panjang. Oleh karena itu, pengelolaan tanah yang berbasis data dan teknologi menjadi semakin penting dalam era modern ini.
1. Karakteristik Tanah dan Pengaruhnya terhadap Ekonomi
Sifat fisik dan kimia tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian. Misalnya, pH tanah memiliki peran penting dalam menentukan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Penelitian menunjukkan bahwa pH tanah yang berkisar antara 4,6 hingga 8,02 dapat mempengaruhi tingkat kesuburan dan keberhasilan pertanian (Rahmatina & Titah, 2022). Selain itu, kandungan C-organik dan N-total juga menjadi indikator utama kesuburan tanah yang mempengaruhi hasil pertanian (Rahman et al., 2023; Irham et al., 2024).
Tekstur tanah juga berpengaruh pada kapasitas tanah dalam menyimpan air dan nutrisi. Studi menunjukkan bahwa variasi tekstur tanah, dari pasir hingga lempung, berimplikasi pada metode pengelolaan lahan yang berbeda-beda (Rahmatina & Titah, 2022; Mustafa et al., 2015). Oleh karena itu, pemahaman terhadap karakteristik tanah menjadi kunci dalam pengelolaan sumber daya ini secara optimal.
2. Tanah dalam Sektor Pertanian dan Industrialisasi
Tanah yang subur menjadi aset ekonomi utama dalam sektor pertanian. Pemanfaatan pupuk organik, seperti kompos dan biochar, telah terbukti meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen (Basuki et al., 2022; Indrawati et al., 2024). Selain itu, penggunaan limbah industri, seperti fly ash dan bottom ash, telah diuji dalam meningkatkan kualitas tanah dengan catatan harus diawasi untuk mencegah pencemaran logam berat (Purnamasari et al., 2024).
Dalam konteks industrialisasi, tanah menjadi faktor utama dalam pembangunan infrastruktur dan ekspansi ekonomi. Namun, pembangunan yang tidak terencana dapat menyebabkan konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri, yang berdampak pada ketahanan pangan dan keseimbangan ekosistem (Kuang & Wu, 2023).
3. Tantangan dan Permasalahan dalam Pemanfaatan Tanah
Tantangan utama dalam pemanfaatan tanah mencakup fragmentasi lahan, degradasi ekosistem, dan ketidakpastian hukum. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan akibat urbanisasi dan pertanian intensif dapat merusak ekosistem dan mengurangi ketahanan pangan (Kuang & Wu, 2023; Liu & Yang, 2015).
Di sisi lain, penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dapat menurunkan kesehatan tanah, sehingga diperlukan praktik pertanian berkelanjutan, seperti rotasi tanaman dan penggunaan bahan organik (Aliyas et al., 2018; Kaur et al., 2023). Selain itu, sengketa lahan sering menjadi penghambat investasi agrikultur yang berkelanjutan (Purnama & Khasanah, 2024).
4. Solusi Berkelanjutan dalam Pengelolaan Tanah
Teknologi pertanian modern, seperti Sistem Informasi Geografis (GIS) dan drone pemantauan lahan, dapat membantu dalam optimalisasi pemanfaatan tanah (Kenesbaevna, 2024; Quamar et al., 2023). Selain itu, pendekatan berbasis pertanian presisi telah memungkinkan pemantauan kondisi tanah secara lebih akurat dengan menggunakan data daya hantar listrik tanah (EC) (Suud et al., 2015).
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan petani dalam pelatihan dan edukasi pertanian berkelanjutan juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi tanah (Basuki et al., 2022; Indrawati et al., 2024). Dengan pendekatan yang lebih inovatif, tanah dapat tetap menjadi sumber daya ekonomi yang produktif dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Sebagai sumber daya ekonomi, tanah memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung sektor pertanian, industri, dan pembangunan. Namun, tantangan seperti degradasi lahan, fragmentasi, dan ketidakpastian hukum harus segera diatasi dengan solusi yang berbasis teknologi dan praktik berkelanjutan. Dengan demikian, tanah dapat terus dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan keseimbangan ekosistem dan ketahanan pangan di masa depan.
Ditulis oleh Tim Web
Referensi:
- Rahmatina, I. and Titah, H. (2022). Kajian literatur enhanced phytoremediation pada lahan tercemar logam berat merkuri. Jurnal Teknik Its, 11(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v11i2.92509
- Rahman, F., Upriyadi, S., Suryawati, S., Murtadlo, M., & Khodali, A. (2023). Studi karakteristik spasial lahan kecamatan bluto, sentra produksi cabe jamu (piper retrofractum vahl.), menggunakan sistem informasi geografis (sig). Agro Bali Agricultural Journal, 6(3), 681-689. https://doi.org/10.37637/ab.v6i3.1274
- Irham, W., Saragih, S., Parinduri, S., Sitepu, M., & Tua, S. (2024). Reaksi tanah akibat perbedaan perlakuan lingkungan. Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 2(1), 24-28. https://doi.org/10.56211/tabela.v2i1.445
- Rachmansyah, R. and Mustafa, A. (2011). Distribusi spasial karakteristik tanah tambak di kabupaten pangkep provinsi sulawesi selatan. Jurnal Riset Akuakultur, 6(3), 479. https://doi.org/10.15578/jra.6.3.2011.479-493
- Basuki, B., Sari, V., & Mandala, M. (2022). Pemanfaatan bahan organik sebagai solusi solum tanah dangkal di desa slateng kecamatan ledokombo kaki gunung raung. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan Ipa, 5(1), 208-213. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v5i1.1407
- Indrawati, U., Nusantara, R., & Sugito, H. (2024). Pemanfaatan biochar spesifik lokasi untuk budidaya sayur di desa limbung, kabupaten kubu raya. Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti, 5(1), 262-273. https://doi.org/10.38048/jailcb.v5i1.1930
- Purnamasari, L., Hartono, A., Sudadi, U., & Anggria, L. (2024). Pengaruh steel slag, fly ash dan bottom ash terhadap pertumbuhan tanaman padi di tanah gambut. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 26(1), 48-53. https://doi.org/10.29244/jitl.26.1.48-53
- Kuang, Y. and Wu, N. (2023). Urban development and sustainable land resource management: an ecological geological perspective. International Journal of Energy, 3(3), 1-3. https://doi.org/10.54097/ije.v3i3.001
- Liu, T. and Yang, X. (2015). Monitoring land changes in an urban area using satellite imagery, gis and landscape metrics. Applied Geography, 56, 42-54. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2014.10.002
- Aliyas, I., Ismail, E., & Alhadeedy, M. (2018). Evaluation of applications of sustainable agricultural development in iraq. Socioeconomic Challenges, 2(2), 75-80. https://doi.org/10.21272/sec.2(2).75-80.2018
- Kenesbaevna, Z. (2024). The use of gis technologies in the management and monitoring of land resources. American Journal of Applied Science and Technology, 4(2), 37-40. https://doi.org/10.37547/ajast/volume04issue02-08
- Quamar, M., Al-Ramadan, B., Khan, K., Shafiullah, M., & Ferik, S. (2023). Advancements and applications of drone-integrated geographic information system technology—a review. Remote Sensing, 15(20), 5039. https://doi.org/10.3390/rs15205039
- Kaur, A., Paruchuri, R., Nayak, P., Devi, K., Upadhyay, L., Kumar, A., … & Yousuf, M. (2023). The role of agroforestry in soil conservation and sustainable crop production: a comprehensive review. International Journal of Environment and Climate Change, 13(11), 3089-3095. https://doi.org/10.9734/ijecc/2023/v13i113478
- Purnama, D. and Khasanah, D. (2024). The role of the national land agency in preventing and setting land disputes in indonesia. JLPH, 4(4), 943-954. https://doi.org/10.38035/jlph.v4i4.543
- Suud, H., Syuaib, M., & Astika, I. (2015). Model development for estimating soil nutrient levels using soil electrical conductivity measurement. Jurnal Keteknikan Pertanian, 03(2), 1-8. https://doi.org/10.19028/jtep.03.2.105-112
- https://www.freepik.com/free-photo/cultivated-field-sunset_979047.htm#fromView=search&page=1&position=13&uuid=569fd825-fcd0-4945-ab9d-7807f8f8e609&query=tanah+luas