Uang Digital vs Uang Tunai: Akankah Uang Kertas Menghilang?

Munculnya mata uang digital seperti Bitcoin dan blockchain yang mendasarinya serta teknologi buku besar terdistribusi telah menarik minat yang signifikan. Perkembangan ini meningkatkan kemungkinan dampak yang besar dan luas pada sistem keuangan. Otoritas publik dan bank sentral, telah memantau perkembangan mata uang digital dan mempelajari implikasinya dan menyarankan agar bank sentral dapat mempertimbangkan untuk menyediakan mata uang digital kepada publik melalui akun terpusat dalam pembukuan mereka. (Dampak Moneter et al., 2022) Perkembangan teknologi telah mengubah cara kita bertransaksi. Kini, uang digital semakin banyak digunakan, sementara uang tunai mulai ditinggalkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah uang kertas akan benar-benar hilang di masa depan? Menurut Anda, apakah ini akan terjadi?
1. Transisi ke Uang Digital Secara Bertahap
Seiring dengan perkembangan teknologi finansial, banyak negara mulai mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral. Rupiah Digital yang sedang dikembangkan oleh Bank Indonesia adalah salah satu contoh bagaimana bank sentral mempersiapkan masa depan transaksi keuangan tanpa uang kertas. Namun, transisi ini membutuhkan waktu karena faktor kesiapan infrastruktur dan kebiasaan masyarakat. Rupiah digital tidak akan menghilangkan keberadaan uang tunai dan uang elektronik. Rupiah digital hanya akan menambah pilihan transaksi selain uang tunai dan uang elektronik. (indonesiabaik.id)
2. Dampak Menurunnya Permintaan Uang Kertas
Kita tahu bahwa bank sentral menggunakan uang tunai sebagai alat utama untuk mengatur inflasi dan kebijakan moneter. Jika terjadi penurunan permintaan uang yang dikeluarkan oleh bank sentral, maka base money dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas bank sentral dalam menentukan kebijakan moneter.
Dimana hal ini dapat diartikan bahwa inflasi merupakan salah satu komponen moneter yang sangat erat kaitannya dengan permintaan uang, ketika inflasi terjadi maka permintaan uang akan meningkat, hal ini disebabkan karena kurangnya hasil produksi dari para produsen yang mengakibatkan harga barang/jasa juga ikut meningkat. Oleh karena itu, Bank Sentral selalu berusaha untuk menjaga tingkat inflasi pada tingkat yang normal agar tidak berdampak buruk pada variabel makroekonomi lainnya juga. (Hanoatubun, 2020)
3. Ketidakstabilan dalam Sistem Keuangan
Jika Anda meninggalkan uang tunai terlalu cepat, ekonomi akan terguncang oleh transisi yang tidak siap. Beberapa sektor masih mengandalkan uang tunai, seperti pedagang kecil, pasar tradisional, dan sektor informal. (Aman et al., 2023)
4. Evolusi Uang: Menjauh dari Uang Tunai
Dorongan besar untuk proses ini tentu saja dimulai dari pandemi virus corona, tetapi setelah karantina dan penguncian berakhir, laju penurunan peran uang tunai tidak melambat. Di banyak negara (dari Brasil hingga Kirgistan), di mana pada tahun 2020 pangsa pembayaran non-tunai masih di bawah 30% dari total jumlah transaksi, kini telah menembus angka 60%. Penurunan penggunaan uang tunai sekali lagi memperkuat diskusi tentang kebebasan dan privasi pribadi. Selama pengembangan dan implementasi CBDC, bank sentral harus dapat menjaga keseimbangan antara kenyamanan, keamanan, dan kebebasan individu. Selain itu, bank sentral harus dapat mengembangkan langkah-langkah keamanan yang kuat dan memiliki inisiatif untuk memberikan edukasi pengguna yang komprehensif. (blong.ultima-bussines.com)
Ditulis oleh Siska Butar Butar (PE 2023 I)
Referensi :
Aman, I., Yuvita, Y., & Hafd, A. (2023). Efektivitas Penggunaan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) di Pasar Tradisional Pabaeng-Baeng Kota Makassar. ECo-Buss, 6(2), 870-881. https://doi.org/10.32877/eb.v6i2.1052
Dampak Moneter, A., Teknologi, K., Keamanan, A., Uang, M., Diyah, I., Arifah, C., Maysya Prasanna, F., & Aziz, M. A. (2022). Analisis Dampak Moneter, Kesiapan Teknologi dan Ancaman Keamanan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC). JDBIM (Jurnal Bisnis Digital dan Manajemen Inovasi), 1(2), 79-100. https://doi.org/10.1234/jdbim.v1i2.50488
Hanoatubun, S. (2020). terhadap perekonomian Indonesia. Jurnal Pendidikan, Psikologi dan Konseling, 2(1), 146-153.
Perbedaan Rupiah Digital dan Uang Elektronik | Indonesia Bagus
https://blog.ultima-business.com/id/transisi-dari-uang-tunai-ke-digital-tantangan-dan-masalah-baru/?utm_source=chatgpt.com