MENGANALISIS KESEIMBANGAN PASAR TENAGA KERJA

Keseimbangan pasar memiliki hubungan erat dengan tenaga kerja karena keduanya saling memengaruhi dalam mekanisme ekonomi. Keseimbangan pasar terjadi ketika jumlah barang atau jasa yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta pada tingkat harga tertentu. Dalam konteks tenaga kerja, keseimbangan pasar menentukan tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri. Jika keseimbangan pasar tercapai, maka pengangguran dapat diminimalkan, dan produktivitas tenaga kerja dapat meningkat, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketika permintaan tenaga kerja meningkat akibat pertumbuhan industri dan investasi, upah cenderung naik karena perusahaan bersaing untuk mendapatkan pekerja yang kompeten. Sebaliknya, jika permintaan tenaga kerja menurun akibat perlambatan ekonomi atau inovasi teknologi yang mengurangi kebutuhan akan tenaga manusia, upah bisa stagnan atau bahkan menurun. Dalam situasi ini, pemerintah sering kali campur tangan melalui kebijakan ketenagakerjaan, seperti program pelatihan dan insentif bagi perusahaan agar tetap merekrut pekerja.
Selain itu, keseimbangan pasar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kebijakan fiskal dan moneter, globalisasi, dan perubahan trend industri. Subsidi dan insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah dapat membantu industri tertentu berkembang lebih cepat, sehingga menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Di sisi lain, jika pasar tenaga kerja terlalu ketat dimana permintaan tenaga kerja jauh lebih tinggi dibandingkan ketersediaan pekerja maka inflasi upah bisa terjadi, yang dapat mempengaruhi harga barang dan jasa secara keseluruhan.
Di sektor informal, keseimbangan pasar sering kali lebih dinamis dibandingkan dengan sektor formal. Pekerja sektor informal biasanya memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam menentukan tarif dan waktu kerja, tetapi sering kali tanpa perlindungan hukum dan jaminan sosial yang memadai. Oleh karena itu, regulasi yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa keseimbangan pasar tenaga kerja tidak hanya menguntungkan pengusaha, tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi pekerja.
Dengan demikian, keseimbangan pasar dan tenaga kerja memiliki hubungan timbal balik yang kompleks. Stabilitas ekonomi yang baik akan mendorong keseimbangan pasar tenaga kerja yang sehat, sedangkan ketidakseimbangan dalam pasar tenaga kerja dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, intervensi pemerintah dalam bentuk kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan ini agar tetap berkelanjutan dan inklusif.
Ditulis oleh Icha Ameilia (PE 2024 I)
Referensi :
Putri, H. H., Abbas, M. K. S., Hadidah, S. A. N., & Abadi, M. T. (2024). Strategi Inovatif Pemerintah dalam Meningkatkan Daya Saing Nasional dan Mencapai Keseimbangan Pasar yang Berkelanjutan. Journal Sains Student Research, 2(1), 425-434.
Malik, N. (2018). Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia (Vol. 1). UMMPress.
Respati, B. W., Ihwanudin, M., & Kurniawati, M. (2023). Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja dan Keseimbangan Kehidupan Kerja Terhadap Performa Karyawan: Peran Mediasi Kepuasan Kerja. Jurnal Manajerial, 10(02), 179-197.