PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI MIKRO

Perkembangan teori ekonomi mikro telah menjadi landasan yang kuat dalam memahami perilaku konsumen, produsen, dan mekanisme pasar dalam ekonomi. Salah satu bidang yang terus berkembang adalah teori konsumen, yang mulai melibatkan konsep utilitas ordinal, yang mengukur preferensi relatif daripada nilai absolut. Ini memungkinkan analisis yang lebih baik tentang bagaimana konsumen membuat pilihan dalam berbagai situasi.
Sementara itu, teori produksi dan biaya telah menemukan titik fokusnya pada hubungan antara input dan output dalam konteks produksi. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang biaya produksi, analisis ini membantu produsen dalam membuat keputusan yang lebih efisien tentang tingkat output yang optimal. Kemajuan dalam teori ekonomi pasar juga memainkan peran penting, dengan penelitian tentang persaingan sempurna, monopoli, oligopoli, dan persaingan monopolistik memberikan wawasan tentang perilaku perusahaan dalam berbagai situasi pasar.
Selain itu, bidang ekonomi informasi telah berkembang pesat, membahas masalah asimetri informasi dalam transaksi ekonomi dan bagaimana informasi yang tidak lengkap mempengaruhi perilaku agen ekonomi. Ini membawa dampak signifikan dalam pemodelan mekanisme pasar dan desain kebijakan. Pada saat yang sama, pendekatan ekonomi perilaku, yang menekankan faktor-faktor psikologis dalam pengambilan keputusan ekonomi, telah menjadi semakin penting dalam menganalisis perilaku konsumen dan produsen.
Bidang ekonomi eksperimental juga telah muncul sebagai metode yang berpengaruh, menggunakan eksperimen untuk menguji teori-teori ekonomi dalam lingkungan yang terkontrol. Di sisi lain, masalah ekonomi lingkungan dan sumber daya menjadi semakin relevan, dengan penelitian tentang implikasi ekonomi dari penggunaan sumber daya alam, polusi, dan perubahan iklim. Seluruh perkembangan ini mencerminkan upaya terus menerus untuk meningkatkan pemahaman tentang fenomena ekonomi dan memperbaiki teori-teori yang dapat menjelaskan dunia nyata dengan lebih baik.
TEORI KEYNES TENTANG RESESI
Teori Keynes tentang resesi, dikembangkan oleh ekonom terkenal John Maynard Keynes, memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana ekonomi bereaksi terhadap periode ketika output dan lapangan kerja berada di bawah kapasitas penuhnya. Keynes menolak pandangan ekonomi klasik yang percaya pada keseimbangan otomatis pasar bebas, terutama setelah melihat kegagalan teori tersebut dalam mengatasi Depresi Besar pada tahun 1930-an. Dia mengemukakan bahwa dalam situasi resesi, pasar tidak akan pulih secara otomatis tanpa campur tangan dari pemerintah atau langkah-langkah kebijakan moneter yang tepat.
Salah satu poin sentral dalam teori Keynes adalah pengeluaran agregat, yang merujuk pada total pengeluaran untuk barang dan jasa dalam ekonomi. Keynes menekankan bahwa penurunan pengeluaran agregat bisa menjadi pemicu utama resesi, menyebabkan penurunan produksi dan peningkatan pengangguran. Dia juga memperhatikan ketidakstabilan investasi oleh sektor swasta, yang dipengaruhi oleh ekspektasi bisnis yang berubah-ubah. Hal ini dapat memperparah resesi karena penurunan investasi yang signifikan.
Dalam menghadapi resesi, Keynes menganjurkan intervensi pemerintah untuk merangsang permintaan agregat. Ini bisa dilakukan melalui pengeluaran publik untuk membangun infrastruktur atau melalui program stimulus lainnya. Selain itu, kebijakan moneter yang tepat juga diperlukan untuk merangsang pinjaman dan investasi. Keynes memperkenalkan konsep kurva likuiditas, yang menyoroti hubungan antara suku bunga dan permintaan uang. Dalam kondisi resesi, kurva likuiditas bisa menjadi datar, yang berarti kebijakan moneter tradisional mungkin tidak efektif dalam meningkatkan aktivitas ekonomi.
Sejak Perang Dunia II, teori Keynes tentang resesi telah mempengaruhi banyak kebijakan ekonomi di berbagai negara. Pendekatan intervensi pemerintah untuk merangsang permintaan agregat telah menjadi bagian penting dari strategi pemulihan ekonomi. Namun, pendekatan Keynesian juga telah menjadi subjek debat yang luas, terutama dalam hal efektivitas jangka panjang dari kebijakan fiskal dan moneter serta implikasi jangka panjangnya terhadap inflasi dan utang publik.
Kebijakan Ekonomi Untuk Mengatasi Resesi
Mengatasi resesi ekonomi memerlukan serangkaian kebijakan yang komprehensif dan terkoordinasi dari pemerintah dan lembaga terkait. Salah satu pendekatan utama yang dapat diambil adalah melalui kebijakan moneter yang diselenggarakan oleh bank sentral. Dengan menurunkan tingkat suku bunga, bank sentral dapat merangsang aktivitas pinjaman dan investasi, serta meningkatkan likuiditas di pasar keuangan melalui program pembelian aset (quantitative easing). Kebijakan moneter yang akomodatif ini bertujuan untuk meningkatkan permintaan agregat dan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.
Selain kebijakan moneter, pemerintah juga dapat mengadopsi kebijakan fiskal ekspansif. Ini dapat mencakup peningkatan belanja publik untuk proyek infrastruktur dan layanan publik, serta pengurangan pajak untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong investasi swasta. Kebijakan fiskal yang bersifat stimulatif ini bertujuan untuk merangsang konsumsi dan investasi, serta menciptakan lapangan kerja baru.
Perlindungan sosial juga menjadi bagian penting dari upaya mengatasi resesi. Penguatan sistem perlindungan sosial seperti tunjangan pengangguran, bantuan makanan, dan perumahan dapat membantu menjaga daya beli masyarakat yang rentan terhadap dampak resesi. Dengan memberikan jaring pengaman sosial, pemerintah dapat mengurangi tekanan ekonomi yang dirasakan oleh kelompok-kelompok yang terdampak secara langsung.
Selain itu, dukungan khusus bagi sektor-sektor yang terdampak berat oleh resesi juga diperlukan. Melalui insentif pajak, subsidi, atau bantuan langsung kepada perusahaan dan pekerja yang terdampak, pemerintah dapat membantu mempertahankan keberlangsungan operasional dan kesejahteraan ekonomi sektor-sektor yang terkena dampak paling berat. Kolaborasi internasional juga penting dalam menghadapi resesi global, dengan mengkoordinasikan kebijakan ekonomi antarnegara untuk memitigasi dampak negatifnya secara bersama-sama.
Dengan kombinasi yang tepat dari kebijakan moneter, fiskal, perlindungan sosial, dan dukungan sektoral, diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dari resesi dan mengurangi dampak negatifnya terhadap masyarakat. Pentingnya keselarasan dan keberlanjutan dalam implementasi kebijakan-kebijakan ini akan menjadi kunci dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kritik dari Ekonomi Makro Monetarist dan Rational Expectation
Pendekatan ekonomi makro monetaris dan teori harapan rasional telah menjadi pilar utama dalam analisis ekonomi modern. Meskipun demikian, kedua pendekatan ini tidak luput dari kritik yang mengemuka dari berbagai kalangan akademisi dan praktisi ekonomi. Salah satu kritik utama terhadap teori harapan rasional adalah asumsi bahwa semua agen ekonomi bertindak secara rasional dan memiliki pengetahuan yang sempurna tentang semua informasi yang relevan. Dalam realitasnya, agen ekonomi sering kali terbatas dalam pengetahuan dan sering kali bertindak secara irasional dalam pengambilan keputusan ekonomi mereka. Asumsi ini juga gagal memperhitungkan ketidakpastian yang inheren dalam ekonomi serta kelemahan dalam informasi yang tersedia bagi agen ekonomi.
Selain itu, pendekatan makro monetaris cenderung fokus pada kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi dan pengangguran dalam jangka panjang. Namun, kritik mengatakan bahwa pendekatan ini sering gagal dalam mengatasi ketidakseimbangan jangka pendek dalam perekonomian, seperti resesi atau gelembung aset. Kritik juga menyoroti bahwa kedua pendekatan tersebut sering mengabaikan aspek keuangan dalam ekonomi, seperti peran pasar keuangan dan krisis finansial, serta perilaku non-rasional, seperti ekspektasi berlebihan atau perilaku herd, yang sering tidak dimasukkan ke dalam model mereka.
Selanjutnya, kritik juga menyoroti keterbatasan dalam meramalkan atau menjelaskan perubahan struktural dalam perekonomian, seperti globalisasi, revolusi teknologi, atau perubahan dalam struktur industri. Selain itu, kedua pendekatan tersebut juga cenderung mengasumsikan homogenitas dalam perilaku agen ekonomi dan kurang memperhatikan perbedaan individu atau kelompok dalam ekonomi. Meskipun demikian, para ekonom terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan terhadap model-model mereka, termasuk memperhitungkan kritik-kritik yang disebutkan di atas untuk meningkatkan ketepatan dan relevansi teori-teori ekonomi makro monetaris dan teori harapan rasional dalam menjelaskan fenomena ekonomi yang kompleks.
New Keynesian Economics
New Keynesian Economics adalah sebuah kerangka kerja dalam ilmu ekonomi makro yang menggabungkan pemikiran Keynesian dengan elemen-elemen analisis mikroekonomi modern. Terlahir sebagai respons terhadap kritik terhadap teori Keynesian klasik, pendekatan ini menyoroti beberapa konsep kunci. Salah satu di antaranya adalah pengakuan terhadap keterbatasan dalam mekanisme penyesuaian harga dan upah, yang menyebabkan fenomena seperti harga dan upah yang cenderung sulit untuk berubah secara cepat dan sempurna dalam menanggapi perubahan dalam penawaran dan permintaan. Konsep ini, yang dikenal sebagai "sticky prices and wages", merupakan aspek sentral dalam analisis New Keynesian, dan mengakui bahwa ketidaksempurnaan pasar dapat memainkan peran signifikan dalam menentukan perilaku ekonomi.
Selain itu, New Keynesian Economics juga mengintegrasikan peran ekspektasi atau harapan dalam dinamika ekonomi. Ekspektasi individu terhadap kondisi ekonomi di masa depan dapat mempengaruhi keputusan mereka dalam hal konsumsi, investasi, dan penawaran tenaga kerja, sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap jalannya ekonomi. Hal ini berarti bahwa dalam analisis ekonomi, penting untuk mempertimbangkan bagaimana harapan ini dibentuk dan bagaimana mereka berubah dari waktu ke waktu.
Selain itu, New Keynesian Economics menekankan peran kebijakan moneter dalam mengatasi ketidakstabilan ekonomi. Namun, pendekatan ini juga menyoroti pentingnya transmisi kebijakan moneter, yaitu mekanisme di mana kebijakan moneter yang diadopsi oleh bank sentral mempengaruhi variabel ekonomi lainnya seperti suku bunga, investasi, dan konsumsi. Dengan demikian, model-model dinamis sering digunakan dalam analisis New Keynesian untuk memahami bagaimana kebijakan moneter dapat memengaruhi jalannya ekonomi dari waktu ke waktu.
Secara keseluruhan, New Keynesian Economics telah menjadi kerangka kerja yang penting dalam analisis kebijakan ekonomi di banyak negara. Meskipun demikian, seperti halnya setiap pendekatan ekonomi, pendekatan ini juga mendapat kritik atas asumsi dan prediksinya, serta dalam hal efektivitas kebijakan yang diusulkan. Namun, dengan menggabungkan konsep-konsep Keynesian dengan analisis mikroekonomi modern, New Keynesian Economics tetap menjadi alat yang berharga dalam memahami dan merespons dinamika ekonomi kontemporer.
New Keynesian Economics telah menjadi kerangka kerja yang penting dalam analisis kebijakan ekonomi di banyak negara, karena kemampuannya untuk memadukan konsep-konsep Keynesian dengan analisis mikroekonomi modern. Meskipun demikian, pendekatan ini juga mendapat kritik atas asumsi dan prediksinya, serta dalam hal efektivitas kebijakan yang diusulkan. Meskipun demikian, dengan menggabungkan teori dan pendekatan yang berbeda, New Keynesian Economics terus memberikan kontribusi penting dalam memahami dan merespons dinamika ekonomi kontemporer.
Ditulis oleh Fattanu Abyan Baihaq (PE 2023 B)
Referensi :
Knigman, P. Peddling Prosperity : Economic Sense and Nonsense in the Age of Diminished Expectations. New York : W. W Norton and Company, 1994.
Metzler, Lloyd A. "Welth, Saving, and the Rate of Interest", Journal of Political Economy, vol. 59 (April 1951), 93-116.
Scarthm W.M. Macroeconomics : and Introduction to Advanced Methods. Toronto : Harcourt Brace & Co Canada, 1988.
Stark, T. and Taylor, H. "Activist Monetary Policy for Good or Evil? : the New Keynesians vs the New Classicals", Business Revie,. Federal Reserve Bank of Philadelphia (March/April 1991).
https://www.freepik.com/free-photo/economy-crisis-with-arrow_8175547.htm#fromView=search&page=1&position=45&uuid=94e26616-08e7-4043-9b7e-788339a7e76f